Pengertian dan Keutamaan Azan

Pengertian dan Keutamaan Azan

Azan secara bahasa berarti pemberitahuan. Azan diambil dari kata al-adzan (الأَذَنُ) yang artinya mendengar. Allah Ta'ala berfirman:

وَاَ ذَا نٌ مِّنَ اللّٰهِ 
"Dan inilah suatu maklumat (pemberitahuan) dari Allah." [QS. At-Taubah: 3]

Adapun firman Allah Ta'ala:
اٰذَنْـتُكُمْ عَلٰى سَوَآءٍ
"Aku telah menyampaikan kepadamu (ajaran) yang sama (antara kita)." [QS. Al-Anbiya: 109]

Maksudnya, Aku memberitahukan kepada kalian sehingga kita memiliki pengetahuan yang sama.

Adapu secara syar'i, maka azan bermakna pemberitahuan masuknya waktu shalat dengan lafaz tertentu. [Lihat Faathul Baari, II/77 & Al-Mughni, I/413]

Adapun keutamaan azan dan para muadzin, maka ini cukup banyak hadits yang meriwayatkannya, di antaranya:

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا نُودِىَ بِالأَذَانِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ الأَذَانَ فَإِذَا قُضِىَ الأَذَانُ أَقْبَلَ فَإِذَا ثُوِّبَ بِهَا أَدْبَرَ 
"Apabila azan dikumandangkan, maka setan lari sambil kentut hingga dia tidak mendengar azan tersebut. Apabila azan selesai dikumandangkan, maka ia pun kembali. Apabila dikumandangkan iqomah, setan pun lari lagi." [HR. Bukhari & Muslim]

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا
"Seandainya setiap orang tau keutamaan azan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan cara diundi." [HR. Bukhari no. 615 dan Muslim no. 437]

Dari Muawiyah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الْمُؤَذِّنِينَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Sesungguhnya para muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat nanti." [HR. Muslim No. 387]

Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendengarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat." [HR. Bukhari no. 609]

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhu,_ dia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang muadzin diampuni dosanya hingga batas akhir azannya terdengar dan seluruh makhluk yang basah maupun yang kering yang mendengar azannya juga akan meminta ampunan baginya." [HR. Ahmad dengan sanad yang shahih. Lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib, no. 226 dan 227]

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, berkata Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

الْإِمَامُ ضَامِنٌ، وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، اللهُمَّ أَرْشِدِ الْأَئِمَّةَ، وَاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ
"Imam adalah penanggung jawab, sedangkan muadzin adalah pembawa amanat, Ya Allah berikanlah bimbingan kepada para imam, dan ampunilah dosa para muadzin." [HR. At Tirmidzi dan Abu Daud]

والله أعلم… وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Alfaqir ilallah: Abu Muhammad Royhan
Sumber: permatasunnah.com

Tidak ada komentar: