Asy-Syaikh Ibnul Utsaimin rahimahullah berkata:
المجادلة إذا كان المقصود بها إثبات الحق وإبطال الباطل فهي خير ، وتعودها وتعلمها خير لا سيما في وقتنا هذا ، فإنه كثُرَ فيه الجدال والمراء ، حتى إن الشيء يكون ثابتًا وظاهرًا في القرآن والسنة فيورد عليه إشكالات
Perdebatan jika untuk tujuan mengokohkan kebenaran dan membatalkan kebatilan maka itu baik. Membiasakannya dan mempelajarinya itu baik, lebih-lebih di zaman kita ini. Karena sesungguhnya banyak terjadi disana perdebatan dan perseteruan, sampai ada suatu perkara yang jelas dan ditetapkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah menjadi sulit dipahami.
وهنا مسألة : وهي أن بعض الناس يتحرج من المجادلة حتى وإن كانت حقًّا استدلالا بحديث
Disini ada masalah, Yaitu: Sesungguhnya sebagian orang merasa berat untuk berdebat sekalipun perdebatannya dalam keadaan benar, berdalil dengan hadits:
وأنا زعيم ببيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقًّا
"Saya menjamin dibangunkan sebuah rumah di dasar surga, bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun dia benar."
فيترك هذا الفعل
Maka akhirnya dia pun meninggalkan perbuatan ini.
فالجواب :
Maka jawabannya adalah:
من ترك المراء في دين الله فليس بمحقٍّ إطلاقًا ؛ لأن هذا هزيمة للحق !
Barang siapa yang meninggalkan perdebatan dalam agama Allah, maka dia tidaklah benar secara mutlak. Karena ini merupakan bentuk kekalahan bagi kebenaran.
لكن قد يكون محقًّا إذا كان تخاصُمه هو وصاحبه في شيء ليس له علاقة بالدين أصلا
Akan tetapi terkadang hal itu betul terlarang, jika perdebatannya antara dia dan lawannya dalam perkara yang tidak ada kaitannya dengan agama sama sekali.
Misalnya: Ada yang berkata:
Misalnya: Ada yang berkata:
رأيت فلانًا في السوق
"Aku melihat si fulan di pasar."
Yang lainnya berkata:
Yang lainnya berkata:
بل رأيته في المسجد
"Akan tetapi aku melihatnya di masjid."
ويحصل بينهما جدال وخصام , فهذه هي المجادلة المذكورة في الحديث
Lalu terjadi perdebatan dan perselisihan diantara keduanya. Maka inilah bentuk perdebatan (yang terlarang) yang disebutkan dalam hadits.
أما من ترك المجادلة في نصرة الحق فليس بمحق إطلاقًا فلا يدخل في الحديث
Adapun seorang meninggalkan perdebatan dalam menolong kebenaran, maka itu tidaklah dibenarkan secara mutlak, dan tidak termasuk yang dilarang dalam hadits.
[dikutip dari buku panduan Lengkap menuntut iLmu]
[dikutip dari buku panduan Lengkap menuntut iLmu]
Tidak ada komentar: