Gereja Ini Tidak turut Merayakan Natal pada 25 Desember

Gereja Ini Tidak turut Merayakan Natal

Umat Kristiani sedunia merayakan Natal hari ini (25 Desember), Namun peringatan hari kelahiran Yesus tersebut tidak dirayakan oleh umat Kristen di Gereja ini.

Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK ) di seluruh dunia, justru tidak ikut menyelenggarakan perayaan Natal tersebut. Tetapi jemaat Advent tidak dilarang untuk mengucapkan selamat Natal kepada yang merayakan.

Pengamatan ngopibareng.id di beberapa Gereja Advent di Jakarta tidak ada yang mengadakan kebaktian Natal seperti di Gereja lainnya.
PROMOTED CONTENT

“Pada hari Natal, di Gereja kami tutup tidak ada kegiatan apa apa,” kata petugas GMAHK Jl Kramat Rata, Jakarta Pusat Rabu 25 Desember 2019.

Direktur Pemuda GMAHK seluruh dunia Pdt Hiskia Israil Missah, dalam penjelasannya mengakui memang ada perbedaan pendapat antara GMAHK dengan gereja lain terkait dengan perayaan Natal atau kelahiran Yesus Kristus. GMAHK berpendat Yesus Kristus tidak lahir pada tanggal 25 Desember.

Dikatakan pada zaman hawariyyiin sahabat-sahabat Yesus tidak mengenal atau mengetahui tentang tanggal dan bulan kelahiran Yesus. Semua sahabat Yesus tidak ada satu pun yang menuliskan tentang tanggal 25 Desember adalah kelahiran Yesus.

“Di dalam Bible, juga tidak ada satu ayat pun yang menyatakan bahwa orang Kristen harus merayakan Natal pada tanggal 25 Desember sebagai kebaktian untuk merayakan kelahiran Yesus,”
kata HI Missah melalui keterangan tertulis kepada ngopibareng 24 Desember 2019.

Sekarang ini hanya bisa mereka-reka tentang kelahiran Yesus melai beberapa ayat Bible.

Pendeta yang pernah bertugas di GMAHK Surabaya itu menuturkan, di antara rujukannya pada Kitab Lukas pasal 1 ayat 26 & 27 :
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.

Sistem penanggalan saat itu sudah sama seperti sistem penanggalan kalender sekarang ini, maka sistem penanggalan internasional sekarang disebut sebagai penanggalan Masehi.

Bulan yang ke-enam berarti bulan Juni. Peristiwa “Kun fa ya Kun” terjadi pada bulan berikutnya yaitu bulan Juli, dan pada bulan Agustus janin Yesus berusia 1 bulan. Jadi 25 Desember janin yang ada di Rahim Maria baru berusia empat bulan katanya.

Dan di dalam kitab Lukas pasal 2 ayat 6 :
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin.

(Berarti Maria bunda Yesus melahirkan Yesus setelah 9 bulan hamil, maka jika dihitung sejak usia janin 1 bulan yaitu bulan Agustus, maka Yesus lahir pada bulan April).

Kitab Lukas pasal 2 ayat 8 :
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

(Gembala di sekitar Yerusalem dan Betlehem tidak pernah tinggal menginap di daerah Padang rumput terbuka di bulan Desember. Karena suhu daerah itu pada bulan Desember tengah malam berkisar antara 0° C sampai 4° Celcius ! Yang menjadi fakta adalah bahwa gembala di daerah Yerusalem dan Betlehem melakukan hal itu antara akhir bulan Maret sampai pertengahan bulan April.

Ezra 10:9 menyebutkan : Lalu berhimpunlah semua orang laki-laki Yehuda dan Benyamin di Yerusalem dalam tiga hari itu, yakni dalam bulan kesembilan pada tanggal dua puluh bulan itu. Seluruh rakyat duduk di halaman rumah Allah, sambil menggigil karena perkara itu dan karena hujan lebat.

(Di Yerusalem dan Betlehem itu mulai bulan September sampai pertengahan Februari sangat dingin, tutur Pdt Missah.

Bapa Gereja yang bernama Clement dari Aleksandria (pada tahun 211 M), mengatakan bahwa kelahiran Yesus (Natal) terjadi pada tanggal 21 April.

Hasil keputusan Konsili di Nicea 325 M :
Pencapaian utamanya adalah penyelesaian isu Kristologis mengenai kodrat Putra Allah dan hubungannya dengan Allah Bapa, pembentukan bagian pertama Pengakuan Iman Nicea, menetapkan keseragaman waktu perayaan Paskah, dan pengundangan hukum kanon awal.

Perayaan-perayaan itu mulai ”dikristenkan” pada tahun 350, sewaktu Paus Julius I menyatakan 25 Desember sebagai hari kelahiran Kristus. ”Kelahiran Kristus ini perlahan-lahan diterima atau menggantikan semua ritus titik balik matahari lainnya,” kata Encyclopedia of Religion.

Lambang-lambang matahari semakin digunakan untuk menggambarkan Kristus yang telah dibangkitkan (yang juga disebut Sol Invictus), dan lambang kuno lingkaran matahari . . . menjadi lingkaran cahaya di kepala para santo Kristen.

Pdt HI Missah menegaskan meskipun ada perbedaan tafsir soal tanggal kelahiran Yesus, umat Kristen tetap rukun. “Yang penting bagaimana umat Kristen bisa menjalankan ajaran Yesus Krustus dengan baik dan benar,” pesan Pdt HI Missah.

Secara terpisah pembina mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat, Agustinus Christoper Kainama mengatakan, sebenarnya semua pendeta dan pastor tahu tentang perbedaan pendapat tentang tanggal kelahiran Yesus. Tapi mereka saling menghargai perbedaan itu, kata Kainama.

Saat dihubungi Rabu pagi 25 Desember 2019, Kainama sedang mengisi pengajian di Madjid Al Falah, Jl Raya Darmo Surabaya

(GMAHK) adalah denominasi Kristen yang beraliran evangelikal. Gereja ini berasal dari Gerakan Miller yang muncul di Amerika Serikat pada pertengahan abad 19.

Ciri utama Gereja Advent adalah pemeliharaan kekudusan hari Sabat atau Sabtu, hari ketujuh dalam pekan, sebagai hari Sabat. Pada tahun 1863, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dalam bahasa Inggris the Seventh-day Adventist Church, diorganisir. Di Indonesia, gereja ini juga dikenal dengan nama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh.

sumber : aktaindonesia.com

Tidak ada komentar: