Kenapa Kisah Nabi Musa Sering Di ulang dalam Al-qur'an

Kisah Nabi Musa Sering Di ulang dalam Al-qur'an

Dulu aku bertanya, mengapa namamu yang berulangkali disebut-Nya
dan kisahmu yang bertebar merambah hampir tiap surah
bahkan Allah menetapkan; kau terkisah untuk menguatkan jiwa
hati dan rasa seorang Nabi penutup masa.

Ya, kini aku tahu.. betapa tak mudah menjadimu wahai nabi Musa Alaihissalam
mengemban risalah dalam keadaan yang serba tak sempurna
kau tak fasih bicara, sulit berkata-kata
dan sebab khilaf masa lalu, kau tersalah membunuh
maka saat wahyu turun, air matamu menitik, tubuhmu berpeluh
dalam kesadaran akan beratnya beban, kau mengeluh
“bicaraku gagap, lidahku kelu, aku takut mereka akan mendustakanku..
dan pada mereka aku berdosa sungguh, aku takut akan dibunuh”

Ya, kini aku tahu, sungguh tak mudah menjadimu
sebab dalam keterbatasan itu, Allah berikan untukmu lawan penuh kuasa
perbendaharaannya kaya, kerajaannya luas, tentaranya perkasa
punggawanya setia, lagi taat buta
mengaku tuhan tertinggi, dia merasa berkuasa atas hidup dan mati
dan kau.. kau terhutang budi masa kecil padanya
dan tahukah kau wahai nabi Musa Alaihissalam,
kelak kaum yang kau pimpin
yang kau bimbing bebas dari perbudakan tiran
yang menyaksikan sejuta kuasa Allah menaungi mereka
akan berlomba membangkangi Allah dan mendurhakaimu?

Malam ini kususuri kisahmu, dan aku takjub
atas takdir-Nya, masa lalumu tak sempurna
kau terpilih memikul risalah suci, dan kau didustakan
sedang Muhammad shalallahu alaihi wasallam dipilih-Nya dari pribadi yang terjaga sempurna
dia memikul risalah dengan gelar al amin yang masyhur sudah
tapi diapun tetap didustakan.

Mungkin sebab itulah kisahmu selalu menjadi penguat hatinya
di saat-saat berat, Muhammad shalallahu alaihi wasallam mengenangmu dan melirihkan gumam:

“Semoga Allah menyayangi saudaraku Musa Alaihissalam..
sungguh ia dicobai lebih menyakitkan dari ini”

Malam ini wahai nabi Musa alaihissalam, kususuri kisahmu...
aku tersenyum, alhamdulillah, kau membuatku merasa
beban-beban da’wah ini hanyalah seberkas kapas
tapi di sisi lain, menelisik ceritamu, mataku basah.

“ahh.. surga, rasanya masih jauh, sangat jauh..”

Ya hayyu ya Qayyum birahmatika ashtaghits ashlihli sya'ni kullah...
wa la taqilni ila nafsi tharfata'ain.

Tidak ada komentar: