Menuntut Ilmu Harus siap berkorban..

Menuntul Ilmu Harus siap berkorban..
.
Disebutkan bahwa, Ayah dari Yahya bin Ma’in adalah seorang sekretaris Abdullah bin Malik. Ketika wafat, beliau meninggalkan 100.000 dirham untuk Yahya. Namun Yahya bin Ma’in membelanjakan semuanya untuk belajar hadits, tidak ada yang tersisa kecuali sandal yang bisa ia pakai (Tahdzibut Tahdzib, Ibnu Hajar, 11/282)

Sama halnya dengan 'Ali bin Ashim,ia bercerita: “ayahku memberiku 100.000 dirham dan berkata kepadaku: ‘pergilah (untuk belajar hadits) dan saya tidak mau melihat wajahmu kecuali kamu pulang membawa 100.000 hadits’” (Tadzkiratul Huffadz, Adz Dzahabi, 1/317).

Semalam saya dan Istri berulangkali menghitung jumalah uang yang para ulama di atas keluarkan dalam rangaka menuntut ilmu. Saya hitung 100,000 Dirham jumlahnya jika di rupiahkan saat ini mencapai 4 Milyar lebih. Saya ulang hitung lagi berulang kali.. Namun tetap, jumlahnya kisaran segitu. Wallahu A'lam. Apakah saya yang salah menghitung..Jika salah mohon dikreksi.

Namun,pelajaran yang dapat saya petik,bahwa menuntut ilmu dan mendapatkan ilmu harus siap mengeluarkan uang yang banyak. Jangan pisit..(Pelit).

Saya baca dari tulisan salah seorang pelajar di Daarul Hadist Yaman, bahwa ada pelajar Indonesia yang menjual Rumahnya demi mencapai cita-cita bisa duduk menimba ilmu di hadapan para Masyaikh.

Saya pun mendapatkan cerita senada langsung dari 2 teman yang belajar ke Daarul Hadist, bahwa mereka bisa ke Yaman menimba ilmu dengan para Masyaikh berbahagia sekali. Walaupun dari hasil jual Sawah dan Mobilnya. Kisah seperti ini banyak di alami oleh pelajar di Yaman..
Semoga Allah mengganti dunia mereka dengan akhirat..

Begitulah sejatinya orang tua yang faham akan ilmu, untuk memondokkan putra-putrinya,harus siap bangkrut. Maknanya, siap kerja keras demi membayar SPP anak di pondok. Siap menahan beli baju baru, kendaraan baru,perabotan baru, menahan beli alat perawatan yang mahal demi mendahulukan pendidikan agama bagi putra putrinya di Pondok. Yah, bersabar sejenak. Jangan dibalik..

Yakinlah...
Wayai para Abah dan Ummah, In syaa Allah semua yang kita usahakan, rasa letih, bersabar demi pendidikan agama anak kita akan barokah. Yah, keberkahan di dunia Allah jadikan anak-anak yang taat kepada Allah dan keberkhan di akhirat menjadi Syafaat bagi orang tuanya. Kita berdo'a saja..

Dari sini juga kita belajar..
Belajar untuk menghormati jeripayah ulama. Mereka telah mengeluarkan uang yang banyak dalam menuntut ilmu, menghabiskan waktu,mengerahkan tenaga, pikiran, demi ilmu. Kita mendapatkan kemudahan memahami ilmu melalui pelantara mereka.. Jika bukan sebab ulama yang mengerahkan dirinya untuk ilmu, kita bukanlah apa-apa. Maka muliakanlah para ulama,beradablah saat mengetahui kesalahan ulama.  Sebagaimana Rasulullah memuliakan mereka melalui sabdanya..

Wallahu A'lam..
.
Abu Naayif Iqbal

Tidak ada komentar: