berhati-hati dengan lisan karna Sangat Berbahaya dan Membinasakan

berhati-hati dengan lisan

Lisan itu memang sangat berbahaya dan membinasakan. Dan terkadang bahayanya itu tidak dirasa oleh pemiliknya. Karenanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
“Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kata yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kata itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam.” (HR. Bukhari: 6478)

Inilah yang dipahami betul oleh manusia mulia setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu, sehingga membawa beliau mengucapkan sebuah ucapan terkenal sebagaimana yang diceritakan oleh Zaid bin Aslam:

رَأَيْتُ أَبَا بَكْرٍ الصَّدِيْقِ رَحِمَهُ اللّٰهُ آخَذَ بِطَرْفِ لِسَانِهُ، فَقَالَ : هَذَا أَوْرَدَنِيْ المَوَارِدَ
Aku melihat Abu Bakar As-Shiddiq rahimahullah memegang ujung lisannya, kemudian mengatakan: Inilah yang mengantarkanku pada kebinasaan. (Kitabuz Zuhd Abu Dawud as-Sijistani: 55)

Bergurau melampaui batas dan tidak menjaga lisan benar-benar membinasakan, Allah berfirman:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ ، لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (QS. At Taubah: 65-66)

Berkaitan dengan sebab turun ayat yang mulia ini, diriwayatkan dari Ibnu Umar: “Bahwasanya ketika dalam peperangan tabuk, ada seseorang yang berkata: “Belum pernah kami melihat seperti para ahli membaca Alqur’an (qurra’) ini, orang yang lebih buncit perutnya, dan lebih dusta mulutnya, dan lebih pengecut dalam peperangan”, maksudnya adalah Rasulullah dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur’an. Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya: “Kau pendusta, kau munafik, aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah”, lalu berangkatlah Auf bin Malik kepada Rasulullah untuk memberitahukan hal ini kepada beliau, akan tetapi sebelum ia sampai , telah turun wahyu kepada beliau.

Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah, beliau sudah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya, maka berkatalah ia kepada Rasulullah: “ya Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang yang mengadakan perjalanan untuk menghilangkan penatnya perjalanan”, kata Ibnu Umar: “Sepertinya aku melihat orang tadi berpegangan sabuk pelana unta Rasulullah, sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata : “kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”, kemudian Rasulullah bersabda kepadanya:

أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat -Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok.”

Rasulullah mengatakan seperti itu tanpa menoleh, dan tidak bersabda kepadanya lebih dari pada itu. (HR. Ibnu Jarir: 10/119)

Lihat bagaimana olokan, senda gurau telah membuat mereka keluar dari agama. Persis sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Oleh sebab itu, berhati-hati dengan lisan. Jaga betul-betul dia dari segala bentuk keburukan. Jangan sampai mengucapkan sesuatu yang menyakiti manusia atau menyakiti Allah subhanahu wata’ala. Memang dia tidak bertulang tapi dia lebih tajam dan berbahaya dari pedang. Memang dia pendek namun dia bisa menjangkau seluruh penjuru dunia.

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
artikel maribaraja.com

Tidak ada komentar: