Perhatikan hadits berikut, dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu menceritakan:
أن رسولَ الله - صلى الله عليه وآله وسلم - قال: إِنَّ أَهْلَ الْجَنَّةِ لَيَتَرَاءَوْنَ فِي الْغُرْفَةِ كَمَا تَتَرَاءَوْنَ الْكَوْكَبَ الشَّرْقِيَّ أَوْ الْكَوْكَبَ الْغَرْبِيَّ الْغَارِبَ فِي الْأُفُقِ وَالطَّالِعَ فِي تَفَاضُلِ الدَّرَجَاتِ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أُولَئِكَ النَّبِيُّونَ قَالَ بَلَى وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ وَأَقْوَامٌ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَصَدَّقُوا الْمُرْسَلِينَ
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya penghuni Surga saling melihat penghuni kamar-kamar di atas mereka, seperti mereka melihat bintang yang bersinar terang di ufuk timur atau barat karena perbedaan diantara mereka". Mereka bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu para Nabi? Beliau menjawab: "Benar, demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya, dan para kaum yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul". [HR. Bukhari no.3256, Muslim no.2831, Ibnu Hibban no.7393 dan lain-lain]
Masya Allah, Lantas contoh amalan utama apa yang diharapkan dapat mencapai kedudukan semacam itu ?
Abu Malik Al Asy'ari radhiallahu ‘anhu menceritakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
Masya Allah, Lantas contoh amalan utama apa yang diharapkan dapat mencapai kedudukan semacam itu ?
Abu Malik Al Asy'ari radhiallahu ‘anhu menceritakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرَفًا تُرَى ظُهُورُهَا مِنْ بُطُونِهَا وَبُطُونُهَا مِنْ ظُهُورِهَا فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لِمَنْ أَطَابَ الْكَلَامَ وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَدَامَ الصِّيَامَ وَصَلَّى لِلَّهِ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
"Sesungguhnya di dalam Surga terdapat kamar-kamar yang mana bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya." Lantas seorang Arab badui berdiri sambil berkata: "Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan wahai Rasululullah ?" Beliau menjawab: "Untuk orang yang berkata baik, yang memberi makan (fakir miskin), yang selalu berpuasa dan shalat pada malam hari ketika manusia sedang tidur." [HR. Ibnu Majah no.3251, dan ini adalah redaksi beliau, Turmudzi no.1984, Ahmad no.6578, Hakim no.247 dan lain-lain]
Derajat hadist diatas
Kata Al Haitsami rahimahullah dalam Majma’uz Zawaa’id III:195: “ Seluruh periwayatnya kredibel" Aa Suyuthi dalam Jaami’us Shoghir 2308: “Shahih“. Kata Ibnul Hajar rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashabih II:47: “Hasan“. Kata Al Haitsami Al Maki rahimahullah dalam az Zawaajir II:257: “Shahih“. Kata Al Albani rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashabih 1189: “Shahih karena adanya jalur pendukungnya".
Kita memohon kepada Allah, sekalipun sudah pasti kita terlampaui jauh dari kesempurnaan beribadah, tetapi kita memohon dengan berkeyakinan atas Rahmat-Nya yang amat luas, agar kita kelak dikumpulkan dengan para Nabi ‘alaihi shalawaatu wa sallam. Aamiin.
Derajat hadist diatas
Kata Al Haitsami rahimahullah dalam Majma’uz Zawaa’id III:195: “ Seluruh periwayatnya kredibel" Aa Suyuthi dalam Jaami’us Shoghir 2308: “Shahih“. Kata Ibnul Hajar rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashabih II:47: “Hasan“. Kata Al Haitsami Al Maki rahimahullah dalam az Zawaajir II:257: “Shahih“. Kata Al Albani rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashabih 1189: “Shahih karena adanya jalur pendukungnya".
Kita memohon kepada Allah, sekalipun sudah pasti kita terlampaui jauh dari kesempurnaan beribadah, tetapi kita memohon dengan berkeyakinan atas Rahmat-Nya yang amat luas, agar kita kelak dikumpulkan dengan para Nabi ‘alaihi shalawaatu wa sallam. Aamiin.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah
artikel dakwahmanhajsalaf.com
artikel dakwahmanhajsalaf.com
Tidak ada komentar: