Beda sikap antara flu burung dan demam babi afrika, di sumut malah demo #savebabi

 #savebabi

Langkah Tepat Gubernur Edy

Liat demo save babi di sumut, benar-benar buat geleng kepala. Ada apa dengan masyarakat Indonesia sebenarnya?

Prabowo pernah berkata, 55% penduduk indonesia mampu membaca tapi tak mampu memahami. Umumnya orang-orang yang masuk dalam persentase itu hanya tertarik membaca judul, tapi gak memahami isi berita yang disampaikan.

Clik bait yang sukses dijalankan oleh media.

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi benar mengatakan akan memusnahkan Babi, namun babi yang bagaimana dulu?

Babi yang dimusnahkan adalah babi yang terkena wabah penyakit demam babi afrika (African Swine Fever). Penyebaran wabah ini sudah semakin meluas pada peternak babi di sumut.

Antara lain di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, Pematang Siantar dan Medan.

Dengan luasan penyebarannya, solusi yang paling tepat adalah memusnahkan babi yang terkena wabah penyakit agar tidak menghinggapi babi yang sehat. Namun, wabah ini sangat cepat menular pada babi, diperkirakan jika ada pemeriksaan, bisa 80% babi akan terkena wabah ini.

Atas pemberitaan ini, apakah ada pernyataan gubernur Sumut yang mengatakan akan musnahkan babi disumut? Gak ada, yang dimusnahkan hanya yang sakit dan babi yang sehat akan di berikan perlindungan agar tidak tertular.

Namun ada pihak yang mencoba memancing di air keruh dengan menciptakan provokasi bahwa babi yang menjadi kearifan lokal sumatera utara akan dimusnahkan. Membawa hal ini pada sentimen agama bedasarkan pemberitaan sepihak.

di sumut malah demo #savebabi

Coba dikembalikan pada peternak, apakah ternak babi mereka sudah menjalani pemeriksaan bebas dr wabah penyakit? Jika ditemukan, apakah mereka bersedia untuk musanahkan babi mereka?

Babi adalah Ternak, memusnahkannya saat ditemukan wabah penyakit pada babi adalah perlakuan yang normal pada hewan ternak yang sakit.

Sebelumnya, ribuan ayam juga dimusnahkan karena terkena penyakit flu burung. Pemusnahan untuk menghambat penyebaran penyakitnya dan menyelematkan hewan ternak lainnya.

https://money.kompas.com/read/2009/01/26/16523916/terinfeksi.flu.burung.ribuan.ayam.di.lamongan.dimusnahkan?page=all

Apakah ada aksi demo #SaveAyam dari peternak, saat keputusan pemusnahan ribuan ayam itu diambil sebagai kebijakan? Apakah ada tendensius membawa masalah agama atas pemusnahannya?

Sebenarnya sedikit terhibur atas aksi demo #SaveBabi yang terjadi kemarin. Ya lucu aja, seolah keputusannya semua babi akan dimusnahkan. Padahal, bukan begitu maksudnya. Tindakan demo sendiri mengisyaratkan adanya ketidak mampuan mencerna informasi yang diberikan.

Jangan sampai kejadian tahun lalu terjadi, dimana ratusan babi ditemukan terapung di aliran sungai warga karena sengaja dibuang oleh pemiliknya.

Babi-babi yang sakit tidak dimusnahkan, mati dikandang dan cara pembuangannya pun mengkhawatirkan. Dibuang sembarangan sampai ke sungai. Ini bahaya, karena babi yang mati dipastikan membawa jutaan kuman dan bakteri berbahaya.

Apa jadinya kalau sungai yang menjadi kehidupan masyarakat terkontaminasi bakteri dan kuman penyakit dari bangkai babi? Dampaknya, ikan-ikan hasil tangkapan warga disungai gak laku lagi dipasaran. Karena mereka takut mengkonsumsinya.

Itulah sebabnya seorang gubernur mengambil langkah untuk memusnahkan babi yang terkena wabah penyakit. Fasilitasi dari pemerintah daerah akan memudahkan pemusnahannya secara bersama tanpa serampangan.

Tapi cara ini menuntut kerjasama peternak juga. Ketika ada pemeriksaan, jangan sampai peternak menyembunyikan babinya atau tidak izinkan petugas untuk memeriksa ternak babinya.

Keputusan gubernur sudah tepat, walau ada dilema karena jika dilakukan akan membuat sumut tidak bisa dijadikan tempat beternak babi lagi. Gubernur menerima pernyataan tentang wabah penyakit ASF dari kementan. sebagai daerah yang banyak peternak babi dan sudah ditemukan kasusnya, seorang gubernur harus menetapkan kondisi bencana didaerahnya dengan melihat penyebaran wabah penyakit ASF.

Jika keputusan bencana diambil, maka seluruh babi akan dimusanahkan, sakit atau sehat tetap dimusnahkan. Dan selama 20 tahun kedepan bisa tidak dapat rekomendasi untuk mengadakan ternak babi sebelum benar2 steril.

Jumlah kabupaten disumut itu ada 33. Saat ini penyebaran penyakit ASF sudah menyasar 16 kabupaten. Bayangkan, separuh kabupatennya sudah terkena. Jika tidak diambil tindakan cepat, maka seluruh babi akan musnah disumut.

Tanpa kebijakan edy pun, babi-babi itu kan musnah sendiri karena penyakitnya.

Gunernur Edy sedang mengupayakan bagaimana cara menyelamatkan babi2 yang belum terkontaminasi. Selain itu, babi yang sudah terkana penyakit ASF, harus segera dimusnahkan agar penyebarannya tidak menyasar pada babi lainnya, dan yang utama tidak ikut membahayakan manusia.

https://medan.kompas.com/read/2020/01/07/13410931/gubernur-edy-minta-waktu-1-bulan-putuskan-pemusnahan-ternak-babi-di-sumut

Tidak perlu dihebohkan, dan jangan sampai jadi tunggangan untuk mengaitkan pada agama. Semua pihak harus duduk bersama dan mencari solusi yang tepat atas permasalahannya.

Belajar menata emosi pada peternak ayam dan puyuh. Mereka lebih paham dan mengerti mengapa ada pemusnahan.

Save Babi, itu yang sedang diperjuangkan Gubernur Edy. Kepedulian beliau bukan pada babi, melainkan pada warga Sumut yang perlu dilindungi atas kesehatannya.

Good Job Jendral!!

repost from whatsapp group

Tidak ada komentar: