Banyak orang yg kena racun liberal ... (well, sebenarnya cuma aksi pembenaran untuk hawa nafsunya saja) ... berargumen menafsirkan alQuran tdk boleh tekstual, tapi harus kontekstual. Begitu kata mereka!
Salah satu contohnya penafsiran perintah berhijab bagi muslimah dibantah dgn pernyataan seperti ini: "Bajunya orang Indonesia adalah jilbab di Indonesia" ... Dari sinilah lahir pembenaran atas kemumetan mereka: "Karena kebaya adalah busana Indonesia, maka dengan berkebaya saja, wanita indonesia sudah cukup dianggap berjilbab". Lebih jauh lagi, hasil pemikiran 'mumet kwadrat'-nya adalah "karena pakaian esensinya adalah menjaga/menutupi, maka pakai rok mini juga boleh asal bisa jaga aurat dan hatinya dijilbabin dulu"
Sebenarnya keruwetan seperti itu tdk hanya menjangkiti orang2 yg sedari dulu dikenal sebagai pluralis atau liberalis seperti mbah dur, cak nur, ngemha dll, tapi faktanya dapat juga menjangkiti orang2 yg sebenarnya memiliki pemahaman sunnah yg cukup .... Yasir Qadhi di Amerika misalnya.
Dalam satu twitt-nya (14 Jan 2020), Qadhi menganggap kita tak perlu lagi mengikuti penafsiran alQuran para salaf terdahulu. Qadhi beralasan kita tak perlu lagi terikat pada penafsiran para salaf karena mereka pun dulu tak lepas dari perbedaan dan bukti2 mukjizat scientific AlQuran yg baru diketahui sekarang dimana belum ada atau dikenal di masa lampau.
Yasir Qadhi wrote: "Actually this is a very good example of the fact that just because the salaf had a spectrum of interpretation, it is not necessarily binding on later generations to stick to it. In fact, the entire genre of scientific miracles of the Quran also comes under this category".
Mengingat pendidikannya yg dari Universitas Islam Madinah, tak seorangpun menyangka penyimpangan Yasir Qadhi sedemikian besar. Pernyataan Qadhi itu jelas merupakan penyimpangan dari pakem atau kaidah yg pernah dipelajarinya dulu di UIM. Qadhi pastilah sangat paham apa yg menjadi nasehat Ibnu Taimiyyah dalam Majmuu' Fataawaa-nya: "Barangsiapa berpaling dari madzhab Sahabat dan Tabi'in serta penafsiran (Quran) mereka kepada yg justru menyelisihinya, maka ia telah salah bahkan disebut ahlul bid'ah ...."
Jika kemudian faktanya Qadhi menyimpang, maka itu karena ia salah gaul dan masuk terlalu dalam kepada syubhat Liberal yg ia pelajari di University of Yale, dimana ia bergumul dgn pemikiran guru2 liberal-nya seperti Tony Blair. Syubhat itu bahkan diakui sendiri dalam salah satu video-nya: “Wallahi, I’ll be honest with you, the shubahaat I was exposed to at Yale, some of those I still don’t have answers to” ... Bagaimana bisa lulusan UIM tak bisa menjawab atau memberi bantahan atas syubhat kaum kuffar? How comes?
Begitulah nama besar atau background pendidikan tak menjamin siapapun bebas dari penyimpangan.
Pesan pentingnya: ... Jauhi pemikiran2 liberal! Ciri2nya? Bermain2 di ranah logika, yg sebenarnya kalau digali lebih dalam justru menunjukkan tumpulnya nalar mereka. Kritik2 saya pada pemikiran Ade Armando adalah salah satu bukti untuk mengungkap tumpulnya nalar kaum liberal ...
OK ya bang Deddy Corbuzier ... semoga tetap istiqamah dalam Islam dan Allah mudahkan kita semua meniti sunnah. Aamiin
fb Katon Kurniawan
Tidak ada komentar: