Di Medan, 3.000 santri Ar-Raudhatul Al-Hasanah di isolasi mulai 28 maret

3.000 santri Ar-Raudhatul Hasanah di isolasi

Hal itu sesuai permintaan Camat Medan Tuntungan Topan Ginting untuk menunda pemulangan santri yang sedang belajar di pesantren tersebut.

Sebelumnya pihak pondok Pesantren Ar -Raudhatul Hasanah berencana akan memulangkan ke 3.000 santri tersebut.

Menurut Topan Ginting hal ini dilakukan untuk kepentingan bersama.

Berdasarkan laporan dan pemeriksaan yang dilakukan Puskesmas Simalingkar, terdapat 2 Orang Dalam Pantauan (ODP) di lingkungan pesantren.

Kedua ODP itu merupakan staf pengajar di pesantren tersebut. Keduanya baru pulang dari luar kota sekitar seminggu lalu.

Menurut Topan, keduanya berstatus ODP setelah dilakukan pemeriksaan dan pemantauan oleh tim kesehatan. Sehingga sampai saat ini keduanya diisolasi.

“Keduanya baru pulang dari luar kota dan tim mendapat informasi dan dilakukan pengecekan. Makanya diisolasi dan dipantau kesehatannya sampai 14 hari ke depan atau awal April mendatang,” ungkap Topan, Jumat, (27/3).

Tidak hanya kedua staf pengajar tersebut saja diisolasi, para santri juga harus diisolasi sampai massa isolasi kedua pengajar tersebut selesai.

Apabila dalam massa isolasi tidak ditemukan masalah atau terindikasi Virus Corona, maka pihak pengajar dan santri boleh dipulangkan.

“Kalau sudah tidak ada masalah selama masa isolasi, maka santri boleh dipulangkan ke orang tuanya sesuai arahan dari pihak puskesmas,” jelasnya.

Dia mengatakan, permintaan penundaan ini dilakukan setelah pihaknya mendapatkan informasi bahwa 28 Maret nanti sekitar 3000 santri yang menuntut ilmu di pondok tersebut akan dipulangkan.

Sementara saran dari pihak Puskesmas Simalingkar, 3.000 santri Ar-Raudhatul Hasanah harus diisolasi. Hal ini untuk memutus penyebaran virus tersebut. Sehingga tidak terjadi yang tidak diinginkan.

Apabila ini dipulangkan, maka santri tersebut menyebar ke segala daerah dan tentunya sangat rentan dalam penyebaran Virus tersebut. Untuk itulah disarankan agar pemulangan dilakukan penundaan. “Kami sudah surati pihak pesantren menunda pemulangan santri,” tambahnya.

Sebelumnya pihaknya sudah mengimbau kepada pihak pesantren untuk segera melakukan pemulangan santri dan santriwati beberapa waktu lalu. Namun, pihak pesantren mengatakan mereka sedang ujian dan jadwal pemulangan akan dilakukan 22 April 2020 dan libur 2 bulan. Karena berdasarkan laporan pemeriksaan ada dua orang dinyatakan ODP, maka pemulangan dipercepat.
Tanpa Diperiksa Dinyatakan ODP

Terpisah pihak Pondok Pesantren Raudathul Hasanah Miftahuddin selaku sekretaris mengakui guru yang dinyatakan ODP memang diisolasi mandiri.

“Benar sedang diisolasi mandiri. Pada 23 Maret lalu, sepulang dari Jakarta, datang pihak puskesmas kecamatan. Lalu wawancara, tanpa periksa-periksa atau gunakan alat apapun, lantas menyatakan ODP. Kemudian guru diisolasi. Memang saat itu guru kami itu sedang flu. Sekarang saya lihat sudah sehat tapi masa isolasi katanya 14 hari, ya sudah ikut aturan,” katanya.

Dia berharap pihak Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut menjelaskan kepada masyarakat ODP itu seperti apa? Kalau hanya wawancara dan seseorang datang dari wilayah terpapar wabah COVID-19 apakah pasti ODP, walaupun tanpa pemeriksaan dengan alat medis, agar tidak membuat masyarakat bingung dan takut. (waspada.id)

Tidak ada komentar: