Tunaikah Kewajiban dahulu sebelum menuntut hak

Tunaikah Kewajiban dahulu sebelum menuntut hak

Dalam kehidupan ini kita tidak akan terlepas dari yang namanya hak dan kewajiban. Ada hak kita yang seharusnya kita terima, namun ada juga kewajiban yang merupakan hak orang lain yang harus kita tunaikan. Ada hak Allah dan ada pula hak makhluk.

Untuk menjadi insan yang berakhlak mulia, utamakanlah kewajiban guna menunaikan hak orang lain, sebelum hak kita pribadi. Bahkan seandainya pun orang yang memiliki hak itu musuh kita atau orang yang paling kita benci. Tetap berikan haknya, jangan sampai kebencian kita menghalangi dari tidak menunaikan kewajiban. Allah berfirman:

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ كُونُوا۟ قَوَّ ٰ⁠مِینَ لِلَّهِ شُهَدَاۤءَ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَلَا یَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنَـَٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰۤ أَلَّا تَعۡدِلُوا۟ۚ ٱعۡدِلُوا۟ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah: 8)

Bahkan, sekalipun mereka mengkhianati, maka jangan balas khianat dengan khianat. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda: “Tunaikanlah amanat kepada orang yang memberi kepercayaan kepadamu dan janganlah engkau mengkhianati orang yang mengkhianatimu.” (HR. Tirmidzi: 1264)

Lalu bagaimana dengan hak kita? Inilah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mengajarkan pada kita cara untuk hidup bahagia. Untuk menepis kesedihan karena hak yang tidak diterima. Beliau bersabda:

تُؤَدُّونَ الْحَقَّ الَّذِي عَلَيْكُمْ وَتَسْأَلُونَ اللَّهَ الَّذِي لَكُمْ
“Kalian tunaikan hak-hak (orang lain) yang menjadi kewajiban kalian dan kalian minta kepada Allah apa yang menjadi hak kalian.” (HR. Bukhari: 3603, Muslim: 1834)

Begitulah, tunaikan saja apa yang menjadi kewajiban. Adapun hak, seandainya memang tidak mampu kita dapatkan di dunia maka biarlah Allah yang akan membalasnya.

Sebagai rakyat, tunaikan saja apa yang telah diwajibkan, jika ada hak kita yang masih kurang minta saja kepada Allah. Sebagai suami atau istri, tunaikan saja kewajiban masing-masing, jika memang hak tidak ditunaikan oleh pasangan minta saja kepada Allah.

Allah tempat meminta dan bergantung. Berharaplah kepada Allah niscaya kita tidak akan sedih dan kecewa. Cukuplah Allah tempat kita memanjatkan segala harapan. Bukankah Allah telah berfirman:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ، اللَّهُ الصَّمَدُ
Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. al-ikhlas: 1-2)

Biarlah hak kita tidak ditunaikan, tidak perlu sedih, itu hanyalah dunia. Apa yang di sisi Allah jauh lebih besar dan berharga.

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
artikel maribaraja.com

Tidak ada komentar: