bagaimana wabah bisa sedemikian luas menyebar di Eropa?

bagaimana wabah bisa sedemikian luas menyebar di Eropa?

Kasus kematian pertama covid-19 di Mesir adalah seorang turis warga negara Jerman. Di Senegal, virus datang dari orang yg selesai liburan dan kembali dari negara asalnya, Perancis. Di Gambia, dari orang yg pulang dari Inggris. Di Angola, dari Portugal. Di Suriname, dari Belanda. Di Brazil, virus dibawa orang yg pulang sehabis liburan di Italia. Demikian halnya di Bangladesh, Jordania, dan Nigeria, virus berasal dari Italia. Di Panama dan Equador, tertular dari orang yg pulang dari Spanyol. 
Ini artinya, meski wabah Corona itu aslinya dari China, tapi yg menjadi agen penyebarannya adalah negara2 Eropa. 

Eropa, khususnya Italia menjadi pusat penyebaran global sama seperti Iran yg memicu ledakan kasus Corona di negara2 timur tengah seperti KSA, Bahrain, UAE dan Qatar. Jika Iran menyebarkannya lewat praktek2 sesat agama syiah di Qom, Eropa menyebarkannya lewat praktek2 kemaksiatan yg memang merupakan hal yg lazim di negara2 liberal.

Dari China virus pindah ke Italia, kemungkinan besar dibawa oleh turis2 China yg piknik ke kota2 di utara seperti Milan dan Venezia. Dari Italia menyebar ke Jerman, Perancis, Spanyol, Scandinavia, dan seluruh negara eropa. 

Lalu pertanyaannya, bagaimana wabah bisa sedemikian luas menyebar di Eropa? Di Italia, wabah dimulai dari kota Pavia di Provinsi Lombardy dengan ibukotanya Milan. Secara umum, segala kemewahan duniawi bisa didapat di Lombardy; mode, musik, seks dan yg terpenting adalah judi. Judi adalah gaya hidup di Lombardy, dan khusus untuk Pavia bisa dikatakan kota ini adalah Las Vegas-nya Italia. Hoby mereka berjudi ini bisa terlihat jelas bahwa untuk setiap 100 penduduk ada 1 mesin lotere di Pavia. Itu sebabnya Pavia menjadi destinasi wisata judi bagi turis2 mancanegara, termasuk orang2 kaya dari China. 

Saking maniaknya dgn judi, meski Lombardy sudah mengumumkan lockdown, masih banyak ditemui orang yg main kartu di meja taman2 kota. Menurut penuturan seorang kawan di Italia, orang2 di Pavia menganggap terjangkit virus penyakit itu sama seperti orang yg bernasib sial kalah main judi. Mengapa? karena (bagi mereka) virus dan kalah main judi itu sama2 tak nampak wujudnya. "Se hai sfortuna, lo otterrai" katanya. Tarjimnya kira2 begini ... tak peduli seberapa disiplin ente cuci tangan atau 'sesiyal distensing' kalau memang kartu yg dipegang kartu jelek, maka tetep aja jebod nasib ente ... Paraaah, gaess.

Kalau kita perhatikan, memang secara umum bisa dikatakan wabah virus Corona itu menyebar lewat kemaksiatan; sebut saja di Jerman ada pesta bir di Gangelt, Heinsberg yg menyebabkan 1442 kasus infeksi dan 43 fatality, lalu ada lagi puluhan orang di Berlin yg positif corona juga disebut2 berhubungan erat dgn night club dan brothel di kota itu. 

Di Spanyol ada selebrasi 'international women day' dan deklarasi partai yg dihadiri ratusan ribu orang di Madrid, lalu kontribusi pantai2 maksiat seperti Ibiza, Costa Del Sol juga tak bisa diabaikan dalam penyebaran virus di Spanyol. 

Di benua lain? Sebut saja karnaval eljibiti Mardi Grass di New Orleans, Amerika, atau bugil berjamaah di Bondi Beach, Australia. Kurang bukti apalagi? Itu sebabnya negara2 sekuler liberal di berbagai belahan dunia paling menderita dihajar wabah corona. 

Jadi kesimpulannya ... maksiat itu akan selalu mengundang bencana, dan apapun kemaksiatannya cepat atau lambat akan berdampak pada bencana bagi semua orang, tak peduli apakah ia ahlul ibadah atau ahlul maksiat. Fakta itu sekaligus menjadi peringatan bagi kita yg masih relatif aman, yakni jangan tiru kemaksiatan mereka. Tinggalkan judi, riba, musik dan ciri2 amalan orang liberal lainnya. Tinggalkan gaess, tinggalkan! Kamu gak akan kuat ... biar Luthfi Assyaukanie atau Ade Armando ajah. 

Oh ya satu lagi ... Tinggalkan praktek2 sesat dan kumpul-kumpul bid'ah ala Syiah ... Nah, ini khusus peringatan buat JT, Jamaah Tambeng dan juga tentunya fans Ndableg United.
---
Apakah saya sudah merasa benar sendiri? ... Eeeh

Katon Kurniawan

Tidak ada komentar: