jelang ramadhan, Muslim Australia mulai rasakan dampak dari pandemi Covid-19

muslim australia

Muslim Australia mulai merasakan dampak dari pandemi Covid-19 (virus corona) menjelang Ramadhan1441 Hijriyah. Hal tersebut turut dialami para pedagang dan penduduk.

Seorang penjual di toko House of Faith di Lakemba, di barat daya Sydney, tetap buka menunggu pelanggan. Namun, sayangnya di sana sepi pembeli. Ketika ditanya perihal Ramadhan yang akan datang dalam beberapa hari lagi, ia merasa sedih.

"Tidak ada yang tahu. Tidak ada yang keluar. Orang-orang tinggal di rumah," kata dia, dilansir di SBS News, Selasa (21/4).

"Banyak orang kehilangan pekerjaan. Setiap orang menyimpan uang yang mereka miliki. Ini akan menjadi Ramadhan seperti yang belum pernah kita lihat sebelumnya," ujar dia.

Di samping itu, bagi keluarga yang merayakan Ramadhan di Australia, pembatasan sosial akan berarti puasa selama 30 hari tanpa pertemuan, dan perayaan besar tradisional. Salah satu keluarga di Sydney, biasanya berkumpul dengan 100 anggota keluarga besar mereka di aula komunitas dua kali selama bulan Ramadhan. Akan tetapi dengan pembatasan yang masih berlaku setidaknya sebulan lagi, maka mereka harus mulai beradaptasi.

"Ini luar biasa. Selain saudara kandung dan ibu dan ayah saya sendiri, sepupu ikut. Jadi kami tidak tahu harus berbuat apa, kemungkinan besar kami akan melakukannya sendirian hanya dengan istri dan anak-anak saya," kata seorang Fund Manager, Forad Sultan.

"Kami mencoba menghasilkan ide-ide alternatif, mungkin dengan Zoom Iftar atau semacamnya, mungkin Skype Iftar. Kami ingin mencoba mempertahankan elemen energi komunal bahkan jika itu secara virtual," kata istrinya, Ramia.

Banyak Muslim akan beralih ke sumber lain untuk mendengarkan khutbah Ramadhan, karena masjid telah ditutup. Radio Al Bayan Islamic akan mengisi kekosongan itu.

"Kami menambah beberapa layanan yang biasanya disediakan oleh masjid-masjid seperti pelajaran langsung, sesi tanya jawab dan konferensi," kata juru bicara Radio Al Bayan Islamic, Sheikh Jalal Chami.

"Ada kegiatan seperti sholat Jumat berjamaah, sholat Jumat reguler, dan sholat tarawih yang akan dilewatkan, serta manfaat menghadiri kegiatan secara fisik dari instruksi keagamaan. Itu adalah sesuatu yang banyak orang Muslim akan merasa kehilangan," kata dia.

Ramadan Night, perayaan selama sebulan yang diadakan di Lakemba oleh Canterbury Bankstown, merupakan salah satu acara publik yang dibatalkan di seluruh negeri. "Ramadhan adalah waktu yang sangat penting untuk refleksi bagi komunitas Muslim kita. Ini tentang keluarga dan menegaskan kembali iman seseorang. Terlepas dari masa-masa sulit yang kami hadapi, komunitas Muslim kami akan terus menjalani bulan suci," kata Wali Kota, Khal Asfour.

Sementara itu, Australian National Imams Council (ANIC) menyarankan komunitas Muslim untuk melanjutkan jarak sosial selama bulan Ramadhan. "Sangat penting setiap orang Australia mengambil bagian dalam langkah-langkah keselamatan untuk menyelamatkan nyawa dan membatasi penyebaran Covid-19," demikian bunyi pernyataan yang dirilis pada Senin.

"ANIC mendorong komunitas Muslim melakukan shalat tarawih di rumah bersama anggota rumah tangga mereka dan untuk terus mempertahankan semangat Ramadhan melalui kegiatan spiritual di rumah," kata pernyataan itu.

Diharapkan setelah satu bulan berpuasa, nantinya saat Idul Fitri kondisinya akan lebih membaik. Untuk itu, umat Islam dapat berkumpul merayakan Idul Fitri bersama-sama.

Tidak ada komentar: