Jepang negara pertama di luar cina dan pertama pula berhasil pulih dari covid-19

Jepang negara pertama yang berhasil pulih dari covid-19

Jepang menjadi negara pertama di luar China yang terkena virus corona Covid-19. Namun Negeri Matahari Terbit ini juga menjadi negara pertama yang berhasil pulih di antara negara-negara maju. Ini tentu saja membingungkan para ahli kesehatan.

Seperti diberitakan dari Japan Today, Kamis, 2 April 2020, dalam penanganan pasien virus corona, Jepang tidak memberlakukan karantina menyeluruh atau lockdown, atau pun karantina wilayah seperti yang banyak dilakukan negara. Seperti isolasi ketat di Tiongkok, karantina massal di sebagian besar negara Eropa, dan kota-kota besar di Amerika Serika (AS) yang memerintahkan orang untuk tinggal di rumah (work from home).

Pada jam sibuk, kereta di Jepang tetap penuh

Jepang memang membelakukan penutupan sekolah, namun kehidupan tetap berlanjut seperti biasa bagi sebagian besar penduduk. Kereta api di Tokyo pada jam-jam sibuk penuh sesak dan restoran tetap buka.

Banyak yang bertanya, kenapa Jepang bisa cepat mengatasi pandemi virus corona. Pemerintah Jepang mengklaim telah mengambil langkah-langkah agresif untuk mengidentifikasi pasien positif terinfeksi virus dan menahan penyebaran.

Hal ini membuat jumlah keseluruhan dan per kapita yang terinfeksi menjadi yang terendah di antara negara-negara maju. Para kritikus berpendapat, Jepang yang lemah dalam pengujian, mungkin berupaya menjaga agar angka positif tetap rendah karena negara itu akan menjadi tuan rumah Olimpiade, Juli mendatang.

Jepang disindir menjadi Wuhan kedua

Respon pemerintah yang lamban, penanganan kapal pesiar Diamond Princess yang membawa penumpang terinfeksi virus membuat kapal itu tertahan di Yokohama. Pemerintah Jepang yang tidak menutup atau memblokir perjalanan dari China membuat negara itu banyak mendapat kritikan. Bahkan banyak yang menyindir akan menjadi "Wuhan kedua".

Namun pemerintah memberlakukan dengan ketat dan konsisten penutupan sekolah dan pembatalan acara-acara besar, membuat Jepang cepat pulih dari negara-negara lain.

Hingga 18 Maret, Jepang tercatat hanya ada lebih dari 900 kasus positif. Sementara Amerika Serikat (AS), Prancis, Jerman, dan Italia mengalami lonjakan. Di AS, Prancis, dan Jerman, jumlah kasus tercatat di atas 7.000 dan Italia mendekai 36.000 kasus. Di Korea Selatan yang pada Februari tercatat ada sekitar 8.500 kasus, kini mulai mereda. tagar.id

Tidak ada komentar: