Jika tidak diantisipasi dengan cepat juga berkemungkinan terjadi ledakan kasus kematian

berkemungkinan terjadi ledakan kasus kematian

Angka kasus positif Corona virus di Sumatera Barat kian hari semakin meningkat. Berdasarkan data terbaru, tercatat ada 44 kasus positif COVID-19. Angka ini naik drastis jika dibandingkan dengan hari sebelumnya yang hanya berjumlah 32 kasus.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Cabang Sumatera Barat dokter Akmal Mufriady Hanif mengatakan angka kematian COVID-19 di Sumbar per hari ini berada di angka 6,8 persen, di bawah angka kematian COVID Nasional sebesar 8,8%, dan diatas angka kematian global 5,9%.

Menurut Akmal Mufriady, ada dua kemungkinan yang menyebabkan angka itu terus meningkat. Kemungkinan pertama kata Akmal adalah, Denominator atau angka pembagi yang terlalu rendah.

Artinya, banyak kasus yang tidak terdeteksi, penyebaran masih bebas dan tidak dikenali atau terkendali. Dan yang kedua, Rumah Sakit rujukan perawatan COVID-19 di Sumatera Barat tidak sanggup atau sudah overlimit.

“Menurut saya, kemungkinan disebabkan oleh dua kemungkinan itu. Atau, malah jadi kedua-keduanya menjadi penyebab. Jika ini tidak diantisipasi dengan cepat, maka kita tinggal tunggu saja ledakan kasusnya. Jika terjadi ledakan kasus, juga berkemungkinan terjadi ledakan kasus kematian,”kata Akmal Mufriady kepada Lintassumbar, Minggu 12 April 2020.

Dijelaskan Akmal, jika menggunakan hipotesa pertama yakni denominator, maka jika menggunakan Case Fatality Rate (CFR) dunia sebagai CFR Indonesia (5,9 persen), maka dengan jumlah kematian tiga orang, jumlah kasus sebenarnya 3×100 dibagi 5,9 maka ditemukan sekitar 52 kasus positif COVID-19.

Sementara jika menggunakan hipotesis yang kedua artinya, CFR yang 6,8 persen itu, tinggi sekali. Bisa juga diartikan Rumah Sakit Rujukan tidak siap.

“Nah, sekarang bayangkan kalau kedua hipotesis ini berjalan secara bersamaan. Artinya, kita underdiagnose jumlah kasus COVID positif yang ditemukan, jauh lebih rendah dari yang sebenarnya.

Hal ini sangat berbahaya karena ini artinya masih banyak kasus positif secara aktif menularkan ke orang lain. Kasus total positif hingga saat ini, dikurangi angka kematian total hingga hari ini ditambah kasus sembuh, sama dengan kasus yang sementara dalam perawatan.

Kasus COVID (+) Sumbar saat ini yang dalam perawatan 44 orang. Jika diambil saja CFR Nasional saat ini 8,8 persen, maka diperkirakan akan meninggal 4 orang dari pasien yg dirawat sekarang.

“Dengan kerja sama semua pihak, isolasi mandiri yang dilakukan secara ketat, mudah-mudahan kasus positif COVID tidak banyak lagi yang ditemukan. Saat ini, transmisi lokal jauh lebih berbahaya jika dibandingkan dengan kasus impor (perantau yang datang dari episentrum),” tutup Akmal Mufriady. (Jamal)

Tidak ada komentar: