Peneliti : Virus corona ternyata lebih banyak menyerang kalangan menengah ke atas

Virus corona ternyata lebih banyak menyerang kalangan menengah ke atas

Ada sebuah fakta menarik di balik mewabahnya virus corona kali ini. Virus corona ternyata lebih banyak menyerang kalangan menengah ke atas yang diutarakan oleh peneliti dari Lembaga Eijkman Prof. Amin Soebandrio sebagaimana dikutip dari kumparan.com (1). Menurut beliau, sebagian besar penduduk yang dites positif virus covid-19 berasal dari kalangan menengah ke atas.

Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh WFP seperti dikutip dari kompas.com (2) bahwa pasein Covid-19 sebagian besar berasal dari negara dengan pendapatan kelas atas dan kelas menengah ke atas.

Data yang diambil per tanggal 10 April 2020 menyebutkan Jumlah pasien di negara kelas atas sekitar 1.292.025 jiwa atau sekitar 81%, kelas menengah ke atas 269.284 jiwa atau 17%, kelas menengah ke bawah 30.672 jiwa atau 1.9%, dan kelas bawah 2.452 jiwa atau hanya 0.1% saja dari total keseluruhan 1.594.433 jiwa di seluruh dunia.

Sementara itu tingkat kematiannya mencapai 82.903 jiwa untuk kelas atas, 11.211 untuk kelas menengah ke atas, 1.230 untuk kelas menengah ke bawah, dan hanya 93 untuk kelas bawah.

Tingkatan kelas negara tersebut didasarkan pada pendapatan per kapita negara dari bank dunia, dengan negara kelas atas pendapatan per kapitanya di atas 12.376 USD per tahun, kelas menengah ke atas antara 3.996 - 12.375 USD per tahun, kelas menengah ke bawah antara 1026 - 3995 USD per tahun, kelas bawah kurang dari 1025 USD per tahun, yang dihitung berdasarkan data tahun 2018.

Hal ini menunjukkan bahwa kelas menengah ke atas paling rentan terhadap serangan virus covid19 atau corona. Mengapa demikian?

Dari hipotesa yang diungkapkan prof Amin Soebandrio, kalangan menengah ke atas rentan terserang vitus karena terbiasa berada di dalam ruangan berpendingin udara. Ruangan yang dingin dan lembab rawan penularan virus corona melalui udara karena terkonsentrasi di satu tempat.

Hal ini berbeda dengan mereka yang terbiasa berada di luar ruangan dengan kondisi udara mengalir sehingga menyulitkan virus untuk berkumpul dalam jumlah besar.

Selain itu, kalangan menengah ke atas tingkat stressnya lebih tinggi karena tekanan pekerjaan sekaligus gaya hidup yang membutuhkan banyak uang. Gaya hidup menengah ke atas juga membuat orang malas bergerak sehingga rentan terserang penyakit termasuk virus corona.

Berbeda dengan kalangan menengah ke bawah yang cenderung lebih tangguh daya tahan tubuhnya karena sering bergerak dan tidak terlalu stress serta cenderung pasrah kepada nasib.

Mereka lebih khawatir tidak makan sehari daripada terserang virus corona. Tidak bekerja ke luar rumah sama saja dengan menanti datangnya kelaparan dan itu lebih pasti daripada terserang corona yang tidak jelas darimana datangnya.

Lagipula mereka lebih siap bertarung di lapangan ketimbang kelas menengah yang sulit untuk dipaksa kerja di lapangan karena sudah terbiasa duduk di kursi manja.

Namun demikian bukan berarti kelas menengah ke bawah terbebas dari serangan virus corona. Virus tidak memandang siapapun dari kalangan manapun, ketika hendak menyerang siapapun bisa terkena dalam sekejap. Oleh karena itu sebaiknya memang tetap menjaga jarak sosial dan melindungi diri dengan masker agar terhindar dari serangan virus corona.

VIrus corona membuat orang harus bisa memulai hidup dengan gaya baru yang berbeda dengan sebelumnya. Tak ada lagi kumpul-kumpul apalagi pesta-pesta dengan kerumunan banyak orang.

Makan di restoran apalagi ngupi-ngupi sudah tak lagi relevan. Olahraga juga harus kembali digalakkan serta makan makanan sehat kudu diprioritaskan untuk meningkatkan imun tubuh guna melawan aneka macam virus, tak hanya corona saja.

source kompasiana.com

Tidak ada komentar: