Juru bicara pemerintah khusus penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dirisak warganet karena pernyataannya yang meminta orang kaya dan orang miskin saling menolong dalam menghadapi pandemi Covid-19 akibat virus Corona.
Pernyataan Yurianto itu dianggap merendahkan masyarakat ekonomi bawah.
“Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya, ini menjadi kerja sama yang penting,” begitu bunyi pernyataan Yurianto yang belakangan dipersoalkan di media sosial.
Pernyataan itu disampaikanya dalam telekonferensi melalui akun YouTube BNPB pada Jumat lalu, 27 Maret 2020, yang viral di media sosial.
Akibat keributan tersebut, Yuri menjelaskan bahwa pernyataan tersebut sama sekali tidak bermaksud merendahkan kaum miskin.
Dia mengatakan sejak awal dia sudah menyadari bahwa pernyataannya itu akan dipotong-potong dan diviralkan agar heboh dan membetot perhatian publik.
“Padahal, secara lengkap saya meminta orang kaya peduli sama orang yang harus bekerja harian di luar rumah, mereka rentan sakit,” ujar Yuri saat dihubungi Tempo hari ini, Ahad, 29 Maret 2020.
Yuri lantas mencontohkan para pengemudi ojek online yang tetap harus melanglang aspal di tengah wabah Corona. Tentu mereka lebih rentan tertular virus Corona daripada para pekerja kantoran yang work from home.
Itu sebabnya, dia meminta ‘Si Kaya’ membantu ‘Si Miskin’ agar bisa beristirahat sejenak dan tak perlu bekerja di tengah wabah Covid-19.
“Maka saya ilustrasikan banyak orang kaya yang membantu kebutuhan sembako harian orang miskin sehingga mereka tidak perlu lagi keluar rumah. Itu akan mengurangi risiko ketularan penyakit,” tutur Achmad Yurianto.
Sumber : tempo.co
Tidak ada komentar: