Orang Indonesia mungkin tidak asing lagi dengan kehadiran temulawak, bahkan kamu mungkin salah satu peminum jamu temulawak secara rutin. Nah, apakah kamu sudah tahu apa saja khasiat temulawak bagi kesehatan? Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) memang merupakan tanaman dari suku temu-temuan (Zingiberaceae) yang sudah banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Tanaman ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti Indonesia dan rimpangnya dapat membesar alias gemuk saat ditanam di tanah yang gembur.
Membuat jamu temulawak sendiri juga sangat mudah, namun kamu terlebih dahulu harus membedakannya dengan kunyit (Curcuma domestica). Keduanya sama-sama berbentuk rimpang, hanya saja bentuk temulawak lebih gempal serta warna dagingnya lebih cerah dari kunyit yang bentuknya panjang dengan warna daging oranye pekat.
Kandungan temulawak Temulawak terkenal karena kandungan kurkumin yang memang membawa banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Namun, tanaman rimpang ini juga terbukti memiliki kandungan lain yang sama baiknya, seperti zat tepung dan minyak atsiri, yang dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal serta bersifat antiinflamasi.
Minyak atsiri pada temulawak sendiri terdiri atas zat-zat seperti d-kamfer, siklo isoren, mirsen, tumerol, xanthorrhizol, zingiberen, dan zingeberol. Temulawak juga mengandung serat kasar, abu, protein, dan mineral meski dalam jumlah yang lebih sedikit.
Kandungan lain yang tidak bisa diremehkan dari temulawak adalah antioksidan, seperti flavonoid, fenol dan kurkumin. Antioksidan ini dapat mencegah beberapa penyakit yang disebabkan oleh paparan radikal bebas.
Khasiat temulawak bagi kesehatan Kandungan-kandungan di atas menghasilkan khasiat temulawak bagi kesehatan manusia. Selain bersifat antioksidan, penelitian menyebut temulawak juga memiliki kemampuan melindungi organ hati (hepatoproteksi), antiinflamasi, antikanker, antidiabetes, antimikroba, antihiperlipidemia, antikolera, hingga antibakteri.
Lebih spesifik, berikut beberapa khasiat temulawak yang bisa kita nikmati: Menurunkan kolesterol dalam darah Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa temulawak berpotensi menjadi obat antikolesterol.
Pasalnya, konsumsi temulawak selama 4 minggu berturut-turut terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol total di dalam darah. Menyehatkan saluran pencernaan Jamu temulawak banyak dikonsumsi oleh penderita masalah saluran cerna, misalnya irritable bowel syndrome (IBS) yang ditandai dengan perut kembung berisi gas.
Khasiat temulawak ini didapat dari sifat antioksidan mereka yang dapat menangkal pengaruh radikal bebas yang merusak mukosa lambung.
Meringankan gejala osteoarthritis
Khasiat temulawak ini berkaitan dengan kandungan kurkumin yang memberikan efek antiinflamasi pada tubuh. Konsumsi jamu temulawak secara rutin pun dipercaya dapat meringankan gejala osteoarthritis, seperti bengkak maupun nyeri sendi.
Mencegah obesitas dan diabetes
Sifat antiperadangan pada kurkumin juga dapat mencegah kita terkena diabetes maupun obesitas. Kurkumin dapat menstabilkan kadar gula dalam darah yang dapat memicu diabetes sekaligus mengatur kadar lemak dalam tubuh yang memicu obesitas.
Membantu mempercepat penyembuhan infeksi jamur
Khasiat temulawak lainnya berhubungan dengan sifat antijamur sehingga bisa digunakan berdampingan dengan obat dokter saat kamu menderita infeksi akibat fungi ini. Pasalnya, kandungan kurkumin pada temulawak dapat memecah membran sel pada jamur penyebab infeksi.
Menyehatkan hati
Penelitian di laboratorium mengungkap khasiat temulawak sebagai penjaga hati agar tidak cepat rusak karena pengaruh radikal bebas yang menyebabkan stres oksidatif. Lagi-lagi, manfaat ini datang dari kandungan antioksidan berupa kurkumin.
Mencegah kanker
Penelitian juga mengungkap potensi temulawak sebagai penghambat pertumbuhan sel kanker pada usus besar. Meski demikian, khasiat temulawak yang satu ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Untuk merasakan manfaat temulawak ini, kita dapat merebus dan meminum air rebusan temulawak tersebut. Atau jika ingin daya simpan yang lebih lama, temulawak dapat dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan oven, kemudian digiling dan disimpan dalam bentuk bubuk.
source kompas.com
Tidak ada komentar: