wabah corona meningkat di amerika, penjualan senjata malah naik 800 persen

wabah corona meningkat di amerika

Amerika Serikat pada Jumat (27/3/2020) WIB, membuat rekor baru virus corona sebagai negara dengan jumlah kasus tertinggi di dunia. Jumlah kasusnya bahkan lebih besar dari China yang merupakan episentrum awal terjadinya wabah.

Berdasarkan data Worldometers, tercatat ada 85.749 kasus virus corona di Amerika Serikat dengan total kematian hingga 1.304 orang. Hal ini membuat sebagian orang panik dan mempersiapkan diri untuk menghadapi kerusuhan dengan membeli senjata api.

Sejumlah toko senjata api di AS melaporkan peningkatan penjualan dalam dua pekan terakhir. Menurut kantor berita AFP, diduga hal itu berkaitan dengan kekhawatiran yang ada di benak penduduk AS jika terjadi gejolak sosial sebagai dampak pandemi virus corona.

“Penjualan kami meningkat 800 persen. Persediaan saya masih ada, tetapi sebentar lagi bisa habis,” kata pemilik toko senjata Dong’s Guns, Ammo and Reloading, David Stone, di Tulsa, Oklahoma.

Stone mengatakan, kebanyakan pembelinya saat ini adalah mereka yang masih awam soal senjata api. Makanya mereka tidak banyak memilih dan membeli apapun jenis senjata yang tersedia. “Ini karena kekhawatiran akibat virus corona. Saya sendiri tidak mengerti dan saya pikir hal itu tidak beralasan,” ujar Stone.

Sejumlah pakar berpendapat jika Presiden Donald Trump tidak mengambil langkah terobosan yang jitu, maka negara tersebut bisa bernasib sama seperti Italia. Yakni terus terjadi lonjakan kasus dan jumlah kematian yang cukup tinggi.

Sejumlah pemilik toko senjata di AS selain Stone juga mengatakan hal yang sama. Mereka menyaksikan penjualan senjata meningkat karena orang-orang khawatir jika kondisi layanan kesehatan dan ekonomi terganggu sebagai dampak virus corona maka bisa memicu gejolak di masyarakat.

Pemilik toko senjata Lynnwood Gun, Tiffany Teasdale, yang berada di Washington bahkan mengatakan pembeli rela antre di depan tokonya satu jam sebelum dibuka. “Kami punya masa yang kami sebut hari sibuk, di mana kami bisa menjual 20 sampai 25 pucuk senjata api. Sekarang kami bisa menjual sampai 150 pucuk senjata,” kata Teasdale.

ia bahkan sengaja menyewa tukang pukul untuk memeriksa latar belakang pembeli dan menjaga kondisi toko tetap tenang. Menurut Teasdale, saat ini seluruh persediaan senjata api jenis shotgun dan amunisinya di seluruh AS semakin menipis. Peluru untuk pistol juga semakin sulit didapat. “Banyak orang membeli shotgun, pistol, (senapan semi otomatis) AR-15, apapun,” ujarnya.

Teasdale mengatakan seluruh pembelinya saat ini adalah orang awam atau pemula. Untuk itu dia harus memeriksa latar belakang konsumen, sekaligus memberi saran bagaimana mereka harus mempergunakan senjata tersebut.

Dari hasil perbincangan dengan konsumen, Teasdale mendapat berbagai cerita unik. Salah satunya mengaku sengaja membeli senjata karena takut setelah melihat dua orang terlibat duel hanya karena berebut air mineral di toko. Lain lagi dengan penduduk di Utah, Nick Silverri. Dia mengatakan sengaja membeli shotgun untuk melindungi diri, tetapi kini kesulitan mendapatkan amunisi. (afp/And)

source waspada.id

Tidak ada komentar: