Bukti Hubungan Gelap Saudi-Israel Menurut Turkinesia

Portal Turkinesia menerbitkan tulisan terbaru berjudul “Tanggapan Untuk Saudinesia: Bukti Hubungan Gelap Saudi-Israel,” menjawab artikel kami sebelumnya “Turkinesia Menuduh Arab Saudi Memiliki Hubungan Dengan Israel.”

Tanggapannya masih ingin memaksakan kaitan serial “Um Haroon” dengan upaya “penyebaran racun, mencuci otak, mempromosikan kebohongan besar agar Israel dianggap teman dan Palestina adalah musuh.”

Ajaibnya, di paragraf kedua, Turkinesia mengklaim “kami hanya menanggapi upaya permusuhan yang dimulai oleh Saudinesia…”

Padahal, portal “Jembatan Persaudaraan Turki-Indonesia” yang mulai menyerang. Kami kemudian membantah tuduhan keji tersebut. Dan kini “Playing victim” secara vulgar sedang diperankan Turkinesia.

Hoax Hubungan Saudi-Israel

Sangat mudah membongkar kedustaan tuduhan Turkinesia. Pasalnya, hanya dengan DIANGGAP dan PERNYATAAN Netanyahu, maka disimpulkan secara de facto Arab Saudi dan Israel bersekutu dan sedang mengalami proses “normalisasi subterranean.”

Penulis yang amanah, tidak asal membuat kesimpulan seperti itu. Tidak mungkin menjadikan ANGGAPAN sebagai sumber informasi yang terverifikasi dan mustahil taken for granted PERNYATAAN seorang Yahudi.

Apalagi berupa tuduhan, seharusnya prinsip jurnalistik cover both sides dipratekkan, menampilkan dua sisi dalam pemberitaan.

Penulis di Turkinesia lupa atau tidak tahu perintah ini “Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.” [QS. al-Hujurat, 49:6).

Kliping Berita Dari Media Anti Saudi
Di paragraf-paragraf berikutnya, artikel Turkinesia tidak lebih sebagai daur ulang dan kliping berita dari media yang selama ini memproduksi hoax mendiskreditkan Arab Saudi.

Tidak ada yang baru, semua fake news ditulis ulang Turkinesia, sudah dan sering diulas di saudinesia.com bantahannya.

Laporan hanya didasarkan pada spekulasi, dari sumber anonim dan menganggap pembaca adalah orang-orang bodoh yang tidak paham politik.

Niatnya membuktikan “hubungan gelap Saudi-Israel,” tetapi panjang lebar berbicara tentang Hamas dan tuduhan-tuduhan klise lainnya.

Rabi Yahudi Israel
Di antara bukti hubungan Saudi-Israel, menurut Tukinesia, adalah momen kunjungan pemimpin Yahudi (rabi) ke Raja Salman di Istana Yamamah, Riyadh.

Padahal, yang menghadap Raja Salman bukan seorang, tetapi para tokoh senior dari agama-agama besar dunia; Buddha, Kristen, Hindu, Islam, dan Yahudi, yang tergabung dalam King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID).

Lebih lanjut silahkan baca “Bukan Rabi Yahudi Israel, Tapi Dewan Pimpinan Pusat Dialog Internasional”

Sama juga kunjungan atau pertemuan tokoh lainnya, seperti pimpinan Christian Evangelical asal AS, yang diklaim mewakili Israel. Bagaimana mungkin?

Tuduhan pertemuan lainnya antara Saudi-Israel semuanya sekedar framing berita. Silahkan baca laporan ini Menlu Saudi: Tidak Ada Rencana Pertemuan Saudi-Israel.

Semua bantahan atas tudingan di atas sangat jelas dan tegas. Tetapi media Saudi–hater tidak kehabisan bahan untuk membuat fitnah.

Tentang Kashoggi, ada baiknya menyimak penjelasan Adel Al-Juber di video ini:


Bloger Saudi Mohammed Saud
Turkinesia mengutip dari media Israel tentang bloger majhul Mohammed Saud. Hebatnya, informasi tersebut ditelan mentah-mentah dan sekali lagi, hilang etika jurnalistiknya untuk istibyan.

Padahal di akun twitter-nya, Saud jelas menulis sebagai “Represent My Personal Opinion Only,” lantas dari mana asalnya dijadikan dalil hubungan gelap Saudi-Israel?

Belum lagi jika kita baca cuitan dan komentar netizen terkait pengakuannya. Thus, hanya penulis kurang akal yang menjadikannya representatif. Maafiih muukh, kata orang Saudi.

Setidaknya, untuk menghilangkan fitnah, Persatuan Jurnalis Arab telah merilis bantahannya. Suratnya tegas dan menjelaskan yang sebenarnya (foto di bawah).

Tetapi apakah Turkinesia mengetahui dan bisa membacanya? Rasanya, tidak tahu atau tidak mau tahu. Seperti kebiasaan sebelumnya, menuding dengan miskin data, tuman.

Tonton video bantahan terhadap tudingan Turkinesia sebelumnya:

Allah yahdii Turkinesia.

*) Ditulis oleh Muhammad, WNI mukim di Arab Saudi

source saudinesia.com

Tidak ada komentar: