Mobil Jendral Besar AH Nasution, saksi bisu kekejaman pemberontakan komunis PKI

Mobil Jendral Besar AH Nasution

Di mobil ini berderet bintang 5 dengan pelat mobil TNI. Pemiliknya ditakuti PKI. Sang ahli strategi militer yg bukunya berjudul Pokok-Pokok Gerilya jadi mata pelajaran wajib di akademi militer dunia.
Dia ayahnya Ade Irma Suryani, Jenderal Besar AH Nasution

Ayahku pernah bertugas jadi ajudan beliau semasa pensiun Pak Nas. Hampir tiap ayah ke Jakarta suka memintaku mengantarnya ke bekas rumah Pak Nas yg jadi saksi bisu kebiadaban PKI.

Kata ayah dibelakang rumah itu dulu ada jalan rahasia, sebuah gang sempit menuju Cendana, rumah sang Jenderal Besar satu lagi, Pak Harto.

Mereka suka bertemu berdua secara rahasia membicarakan masalah negara. Tak ada yg tahu apa yg mereka bicarakan. Penunggu rumah Pak Nas sampai dibuat kaget mendengar ceritanya karena baru tahu kisah tsb.

Rumah itu sekarang sudah menjadi museum dan menjadi asset TNI. Ayah seringkali mengulang kisah kekejaman PKI, apalagi di rumah itu banyak diaroma yg mengerikan. Tahun 65 usianya 20 tahun.
Makanya aneh jika di sekolah-sekolah tidak diajarkan lagi sejarah kekejaman PKI yg membantai para jenderal, para kyai, santri dan rakyat.

Apalagi telah muncul fenomena nyata peringatan ulang tahun berdirinya Perserikatan Komunis Hindia tgl 23 Mei 1920. Neo PKI telah terang-terangan mengadakan pertemuan, mengumumkan pengikutnya di sosmed, sampai memakai atributnya.

Ingat, biasanya gerakan PKI berawal dari gerakan bawah tanah. Kemudian membesar, menemukan peluang, kerjasama dengan oknum penguasa dan akhirnya mencoba kudeta.

Saat gerakan bawah tanah ini biasanya mereka menyebarkan propaganda, melakukan pertemuan rutin, kaderisasi dan melobi penguasa. Mirip dengan fenomena sekarang.

Propaganda yg biasa dilakukan seperti playing victim, seolah mereka adalah korban genosida rezim. Padahal sejarah telah mencatat yg duluan memberontak dan melakukan genosida Umat Islam dan umat beragama lainnya adalah PKI.

Dalam perjalanan negeri ini, PKI telah mengadakan pemberontakan sebanyak 3 kali. Dimulai tahun 1926 di Labuan, 1948 di Madiun, yg terakhir paling biadab tahun 1965. Jangan sampai terjadi ke-4 kalinya!. (Gun Hendra)

Copas Z Gun Hendra

Tidak ada komentar: