hubungan kuat antara radikalisme khawarij dan Komunisme

hubungan kuat antara radikalisme khawarij dan Komunisme

Dalam sebuah wawancara yg dimuat di majalah Pembina pada tanggal 12 Agustus 1964 yang diberi judul: “PKI menentang pemretelan terhadap Pancasila”, DN Aidit ditanya Apakah PKI pro agama ataukah terang-terangan anti-agama?

Aidit menjawab: "PKI adalah partai politik. Benar apa yang Saudara katakan bahwa banyak anggota PKI memeluk agama. Saya dapat pastikan, di dalam PKI terdapat lebih banyak orang yang menganut agama Islam daripada di dalam suatu partai Islam yang kecil. Tetapi, hubungan anggota PKI yang beragama dengan Tuhannya tidak bisa diwakili CC PKI, sebagaimana halnya Dewan Partai dari partai-partai politik yang berdasarkan agama tidak bisa mewakili anggota-anggotanya dalam hubungan dengan Tuhan.

Menurut Anggaran Dasar PKI, PKI tidak melarang anggotanya memeluk suatu agama asal saja anggota-anggota PKI itu menjalankan program dan politik PKI yang melawan imperialisme dan feodalisme dan bertujuan membentuk masyarakat tanpa kelas dan tanpa exploitation de l’homme par l’homme"

Jadi, Apakah PKI tidak anti agama atau anti Islam? Mind you, Aidit ini awalnya adalah muslim yg konon taat: rajin baca alQuran dan rutin ke masjid karena dia adalah muazin di kampungnya di Belitung. But wait, lihat jawabannya atas pertanyaan berikutnya ...

Bagaimana pendapat Saudara mengenai agama Islam, apakah ajaran-ajarannya progresif revolusioner ataukah sudah out of date?

Dan Aidit menjawab: "Out of date atau tidak, hal ini tergantung pada revolusionerkah atau tidak. Jika tidak revolusioner, maka ia adalah out of date. Juga partai komunis, seandainya ia tidak revolusioner, maka ia juga out of date, yang berarti pada hakekatnya ia bukan partai komunis sekalipun namanya partai komunis"

--- end quote ---

Itu artinya bagi PKI, Islam itu ada dan diakui selama ummat Islam mau diajak makar atau memberontak, dan menjalankan bentuk2 agitasi provokasi lainnya termasuk demonstrasi di dalamnya. Sederhananya, (bagi PKI) Islam itu ada, jika dan hanya jika menjalankan ajaran sesat Khawarij. Jika tidak, Islam itu kuno dan terbelakang. Itu sebabnya, kaum muslimin yg cinta damai bakal ditumpas habis, karena menghalangi tujuan kekuasaan mereka.

Itu pula sebabnya, mengapa Syarikat Islam terpecah dua: versi Merah (di Semarang) dan versi Putih (di Jogja) ... orang2 SI merah seperti Alimin, Tan Malaka, Musso inilah yg diakui Komunis sebagai Islam, selainnya harus dijauhi.

Itu pula sebabnya, Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah pernah menulis: "Sepanjang pengetahuan yg kita miliki, gerakan Hasan al-Banna dan pengikut Ikhwanul Muslimin-nya telah membalikkan dakwah islamiyah menjadi dakwah kriminal yg merusak, yg didukung oleh KOMUNIS dan yahudi"

Itu pula sebabnya, gembong IM Sayyid Qutb berpendapat: "Islam merupakan satu-satunya ajaran yang positif dan berkembang (progresif -red), yang dibentuk dari agama Nasrani dan KOMUNISME"

Bahkan revolusi Iran 1978 pun dibantu Komunis, karena bagi Tudeh, Partai Komunis setempat, Khomeini yg Syiah itu adalah Islam yg revolusioner.

Jadi, ada hubungan kuat antara radikalisme khawarij dan Komunisme.

Makanya yg harus diwaspadai bukan cuma bangkitnya komunisme, tapi juga ter-khawarij-kannya kaum muslimin yg berpotensi mereka tunggangi ataupun membuka pintu bagi kebangkitan komunis itu sendiri. Dan suka tidak suka, Demokrasi adalah satu pintu keburukan itu. Mau contoh? Suriah ...

(Akhy Katon Kurniawan)

Tidak ada komentar: