Ibnu Qayyim: Waktu manusia sejatinya adalah usianya sendiri

Ibnu Qayyim: Waktu manusia sejatinya adalah usianya sendiri

Al-'Allâmah Ibnu Qoyyim al-Jauziyah rahimahullâhu berkata :

فَوَقْتُ الْإِنْسَانِ هُوَ عُمُرُهُ فِي الْحَقِيقَةِ
Waktu manusia sejatinya adalah usianya sendiri.

وَهُوَ مَادَّةُ حَيَاتِهِ الْأَبَدِيَّةِ فِي النَّعِيمِ الْمُقِيمِ
Waktu adalah substansi hidup manusia (yang dapat membawanya kepada) kehidupan yang abadi di tempat yang penuh kenikmatan (surga)

وَمَادَّةُ الْمَعِيشَةِ الضَّنْكِ فِي الْعَذَابِ الْأَلِيمِ
Dan waktu juga merupakan substansi (yang dapat mengantarkannya) ke dalam kesempitan yang penuh adzab memilukan (neraka)

وَهُوَ يَمُرُّ أَسْرَعَ مِنَ السَّحَابِ
Waktu berlalu begitu cepatnya, lebih cepat daripada berlalunya awan

فَمَا كَانَ مِنْ وَقْتِهِ لِلَّهِ وَبِاللَّهِ فَهُوَ حَيَاتُهُ وَعُمُرُهُ
Maka barangsiapa yang waktunya adalah semata-mata hanya untuk Allah dan karena Allah, maka itulah kehidupan dan usianya (yang sebenarnya)

وَغَيْرُ ذَلِكَ لَيْسَ مَحْسُوبًا مِنْ حَيَاتِهِ، وَإِنْ عَاشَ فِيهِ عَاشَ عَيْشَ الْبَهَائِمِ
Adapun selain itu, maka sejatinya tidaklah dianggap sebagai bagian dari hidupnya. Sekalipun ia hidup seperti ini, maka hidupnya bagaikan hewan ternak

فَإِذَا قَطَعَ وَقْتَهُ فِي الْغَفْلَةِ وَالسَّهْوِ وَالْأَمَانِيِّ الْبَاطِلَةِ وَكَانَ خَيْرَ مَا قَطَعَهُ بِهِ النَّوْمُ وَالْبِطَالَةُ فَمَوْتُ هَذَا خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِه
Apabila ia menghabiskan waktunya di dalam kelalaian, kesiasian dan angan - agan kosong, dan ia lebih baik menghabiskan waktunya untuk tidur dan hal-hal tak berguna, maka sesungguhnya kematian adalah lebih baik daripada kehidupannya.

Ad-Dâ' wad Dawâ'

Barakallah Fiikum.

Ustadzah If Fina Fatima Al-Hafizh

Tidak ada komentar: