Jadi, ada atau tiada Bible yg diterjemahkan dalam bahasa minang tak akan mengubah apapun, kecuali koleksi jumlah terjemahannya. Dan 'urang awak' yg menolaknya pun tahu hal itu tak berpengaruh apapun terhadap keimanan mereka; penolakan itu lebih karena faktor historis saja dimana sejak dahulu suku minang identik dengan Islam ... 'adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah'
Lebih dari itu, jikapun beribu bahasa atau berjuta frasa manusia dipakai untuk menerjemahkan kitab suci agama2 yg ada di dunia, hal ini tak akan mengubah ataupun menggantikan keutamaan dan keagungan alQuran.
Perlu bukti? Seandainya semua buku, kitab, hardisk, dan semua alat arsip yg ada di dunia ini dimusnahkan atau dibuang ke dasar lautan, maka hanya alQuran lah yg akan kembali hadir di tengah2 kita, karena ada jutaan manusia yg hafal dan siap menghadirkan 30 juz, 114 surah, 6348 ayat, 330709 huruf dari alQuran dalam waktu singkat tanpa berkurang sedikitpun.
Sekarang katakan! Kitab atau buku mana yg punya sistem backup secanggih itu? Itulah bukti keutamaan alQuran yg Allah sendiri jamin eksistensi dan orisinalitasnya sampai akhir zaman (ada atau tiada terjemahannya).
Tidak ada komentar: