Putra Mahkota Arab Saudi sebut Iran, Ikhwanul Muslimin dan ISIS : segitiga setan

putra mahkota ksa

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman menegaskan bahwa Islam adalah agama damai. Akan tetapi ada “segitiga setan” yang berusaha untuk mengeksploitasi dan mendistorsi ajaran Islam untuk mencapai agenda mereka, yakni : Iran, Ikhwanul Muslimin dan ISIS.

“Rezim Iran ingin menyebarkan ideologi ekstrimis mereka, ideologi Syiah Rafidhah untuk menguasai dunia ini. Mereka percaya bahwa jika mereka menyebarkannya, Imam Mahdi versi mereka yang saat ini tersembunyi akan kembali lagi dan menguasai dunia. Mereka mengatakan ini setiap hari sejak awal revolusi Iran pada tahun 1979. Hal itu ada di dalam konstitusi mereka dan mereka membuktikannya dengan tindakan mereka saat ini,” ungkap Putra Mahkota MBS dalam sesi wawancara dengan Jefrey Goldberg dari The Atlantik, seperti dilansir dari Al Arabiya, Rabu, (4/4/18).

“Sementara Ikhwanul Muslimin, mereka menggunakan sistem demokrasi untuk mencapai tujuan mereka untuk berkuasa. Ketika mereka berkuasa, mereka akan menciptakan kekhalifahan Islam versi mereka sendiri di seluruh negara yang berdaulat di bawah kepemimpinan mereka, dan kemudian mereka mendeklarasikan kerajaan yang dipimpin oleh Mursyid mereka,” ujar Putra Mahkota MBS.

“Dan bagian dari mereka saat ini adalah para teroris, al-Qaeda, ISIS yang mereka sudah mencoba untuk melakukan semua itu dengan kekuatan mereka. Pemimpin Al-Qaeda, pemimpin ISIS, Osama bin Laden, Ayman al-Zawahiri, Abu Bakr Al Baghdady, mereka semua adalah Ikhwanul Muslimin. Ini fakta, ini sangat jelas,” tegas Putra Mahkota MBS.

Putra Mahkota MBS menjelaskan bahwa segitiga setan ini telah mengeksploitasi Islam. “Mereka ingin memanipulasi kaum Muslimin untuk mencapai agenda mereka masing-masing dan membentuk kekhalifahan Islam versi mereka,” tambah Putra Mahkota MBS.

Putra Mahkota MBS kemudian menjelaskan bahwa negara-negara Arab, seperti : Arab Saudi, Mesir, Yordania, Bahrain, Oman, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Yaman adalah negara yang berdaulat dan independen. Sebagian mereka menggunakan hukum Islam sebagai konstitusinya. Setiap negara berdaulat harus fokus terhadap urusan negara mereka masing-masing tanpa mencampuri urusan negara lain. Setiap negara harus membangun kerjasama yang baik antar negara dengan landasan hukum internasional dan prinsip-prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sementara tiga kelompok yang disebutkan diatas, tidak tidak mau melakukan hal itu,” ungkap Putra Mahkota MBS. (DH/MTD)

Sumber : moslemtoday.com

Tidak ada komentar: