Apa perbedaan antara Tasawuf dan Tazkiyatun nufus?

Apa perbedaan antara Tasawuf dan Tazkiyatun nufus?

Pertanyaan: Apa perbedaan antara Tasawuf dan Tazkiyatun nufus?

Setahu saya berbeda, tapi kok teman saya bilang sufi adalah yang mempelajari tasawuf. Tasawuf itu Tazkiyatun nufus.

Mohon pencerahanya. Jazaakumullaahu khayran.

Jawaban:

Tazkiyatun Nufus adalah membersihkan jiwa dari penyakit-penyakit yang terdapat dalam hati seperti kufur, kesyirikan, kemunafiqan, kezhaliman, dan lain-lain.

Maka Tazkiyatun Nufus diperintahkan dalam kitab Allah dan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Banyak teks Al-Qur'an & Al-Hadits yang memerinthkan hal itu,

Akan tetapi ada sekte Sufi / Shufiyah (nisbat kepada bulu domba / kain wol),

Mereka memfokuskan diri kepada Tazkiyatun Nufus versi mereka (mereka menamakannya "Tasawwuf") ,

Yang mana mencampur adukkan antara Tazkiyatun Nufus dengan kebid'ahan dan kesyirikan.

Jadi apa yang kita kenal dengan nama Tazkiyatun Nufus dan Suluk, itulah yang mereka sebut "Tasawwuf".

Sekte Sufi / Shufiyyah telah menjadikan Tasawwuf dalam rangka menjelaskan kezuhudan mereka ...

Pada awalnya Sekte Sufi / Shufiyyah ingin menerapkan Tazkiyatun Nufus (menurut mereka namanya "Tasawwuf") sesuai Al-Qur'an & As-Sunnah, namun ternyata yang paling dominan dari mereka adalah kebid'ahan dan tarekat-tarekat dengan kesesetan mereka, maka jadilah Tasawwuf termasuk perkara yang tidak terpuji.

Sebagai salah satu contoh:

Dalam Tasawwuf terdapat ajaran "Sabar", itu adalah perkara yang dicintai Allah,

Namun dalam Tasawwuf terdapat perkara yang dibenci Allah, misalnya Hulul dan Ittihad (Bersatunya hamba dengan Allah menurut mereka), yang mana hal ini termasuk KESYIRIKAN,

Dalam Tasawwuf ada pula ajaran "membujang" seperti pendeta, yang mana hal ini adalah BID'AH yang tidak ada ajarannya dalam islam,

Banyak pula ajaran-ajaran Tasawwuf lainnya yang menyelisihi Agama Islam.

Intinya : Bahwa Zuhud, Wara' dan Sabar BUKANLAH perkara yang baru dibawa oleh Sekte Sufi / Shufiyyah dengan "Tasawwuf"nya.

Bahkan jauh sebelum itu, Islam telah mengajarkan Zuhud, Wara', Sabar, dan lain-lain sebagai Tazkiyatun Nufus (Penyucian Jiwa) dalam Al-Qur'an & As-Sunnah.

Kesimpulannya:

Terdapat perbedaan antara "Tazkiyatun Nufus" Versi Sekte Sufi / Shufiyyah (yang mereka menyebutnya sebagai "ajaran Tasawwuf") Dengan "Tazkiyatun Nufus" Versi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Tazkiyatun Nufus (Tasawwuf) Versi Sekte Sufi / Shufiyyah adalah pembersihan jiwa dengan cara :

1. Tasawwuf bid'ah dengan "membujang", mereka meninggalkan "menikah" yang merupakan Sunnah Rasul dan menggantinya dengan "kependetaan".

2. Dzikir-dzikir bid'ah dengan disertai nyanyian, tarian, & tepuk tangan, yang mana ini merupakan kemungkaran yang sangat besar.

3. Adakalanya dengan mengharamkan macam-macam makanan dan minuman yang mubah (boleh).

4. Sebagian dari mereka berthawaf mengelilingi kuburan.

5. Memakai pakaian compang-camping untuk menunjukkan kezuhudan dan wara'.

Semua ini adalah kebid'ahan dan kesesatan yang tidak ada dalilnya.

Belum lagi kebohongan-kebohongan Sekte Sufi / Shufiyyah yang suka mengaku-ngaku mendapat wahyu langsung dari Allah melalui mimpi maupun secara sadar.

Itu semua telah jauh keluar dari petunjuk kitab Allah dan sunnah Rasul serta amalan salafussholih.

Adapun Tazkiyatun Nufus / Penyucian Jiwa dan Pembersihan Hati yang kami maksud adalah dengan cara yang sesuai syar'i dan sunnah, yang tegak berdasarkn dalil, dengan memperhatikan kewajiban yang dicintai Allah dan rasul-Nya berupa Menegakkan Tauhid, Shalat, Sunnah-sunnah, meninggalkan dosa besar dan kecil, mendidik jiwa untuk istiqamah dan tetap dalam hidayah disertai ketulusan, kesabaran dan taubat, demikian pula dzikir yang disyariatkan, puasa, zakat, shadaqah, haji, umrah, berbakti kepada kedua orang tua, mencurahkan kebaikan kepada manusia, menahan gangguan, menunaikan janji, selalu minta ampun, tawakal, yakin, berharap, takut, rindu kepada Allah serta surga dan kenikmatnya, juga rindu untuk melihat Allah.

Inilah jalan kami Tazkiyatun Nufus yang kami maksud adalah yang sesuai dengan Ajaran Ahlus Sunnah wal Jama'ah, Orang yang menempuh jalan ini tidak akan bingung dan goncang.
=

Makkah, 21.05.1437H
Dijawab oleh: Ustadz Nuruddin Abu Faynan, Lc -Hafizhahullah-

Tidak ada komentar: