ISTIWA' ALLAH MENURUT IMAM IBNU KATSIR

ISTIWA' ALLAH MENURUT IMAM IBNU KATSIR

Bagaimana Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat: Allah beristiwa Di atas Arsy???

Beliau berkata:

فَلِلنَّاسِ فِي هَذَا الْمَقَامِ مَقَالَاتٌ كَثِيرَةٌ جِدًّا ليس هذا موضع بسطها وإنما نسلك فِي هَذَا الْمَقَامِ مَذْهَبُ السَّلَفِ الصَّالِحِ مَالِكٌ وَالْأَوْزَاعِيُّ وَالثَّوْرِيُّ وَاللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ وَالشَّافِعِيُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ بْنُ رَاهَوَيْهِ وَغَيْرُهُمْ مِنْ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ قَدِيمًا وَحَدِيثًا وَهُوَ إِمْرَارُهَا كَمَا جَاءَتْ مِنْ غَيْرِ تَكْيِيفٍ وَلَا تَشْبِيهٍ وَلَا تَعْطِيلٍ
Manusia dalam hal ini memiliki pendapat yang sangat beraneka ragam, dan ini bukan tempat untuk menjelaskannya panjang lebar, hanya saja dalam hal ini, KAMI MENEMPUH MADZHAB SALAF SHALIH (seperti) Imam Malik, Al-Awzai, Sufyan Ats-Tsauri, Laits bin Saad, Syafi'i, Ahmad bin Hanbal, Ishak bin rahawaih dan imam-imam kaum muslimin lainnya, baik yang terdahulu maupun yang sekarang, yaitu Imrooruhaa kamaa jaa"ad.. (membiarkan sifat Allah itu apa adanya) sebagaiman datangnya, tanpa membagaimanakannya, tanpa menyerupakannya dan tanpa menolak atau menta'thilnya.

(Al-Imam Abul Fida Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-adzhim, vol. III Hal. 427).

Kalimat serupa diulang beliau ketika menafsiri ayat berikut ini:

يقول ابن كثير: " وقوله الرحمن على العرش استوى : " تقدم الكلام على ذلك في سورة الأعراف، بما أغنى عن إعادته أيضا، وأن المسلك الأسلم في ذلك طريقة السلف، إمرار ما جاء في ذلك من الكتاب والسنة من غير تكييف ولا تحريف، ولا تشبيه، ولا تعطيل، ولا تمثيل "، "التفسير"(5/ 273).
Sesungguhnya jalan selamat dalam masalah ini adalah metode salaf, yaitu membiarkan hal (sifat) tersebut apa adanya sebagaimana datangnya dari al-Qur'an dan sunnah tanpa membagaimanakannya, tanpa memalingkan maknanya, tanpa menyerupakannya, tanpa meniadakannya dan tanpa memperumpamakannya (al-Imam Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-Azhim, 5/273).

source ustadz fadlan fahamsyah

Tidak ada komentar: