Muslim Uighur Disterilkan Secara Paksa di Xinjiang oleh partai komunis cina

Muslim Uighur Disterilkan Secara Paksa di Xinjiang

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengaku terkejut membaca laporan terbaru terkait situasi Uighur di Xinjing, Cina. Pada laporan yang ia terima dari lembaga think-tank asal Washington, Jamestown Foundation, masyarakat Uighur meghadapi aborsi dan sterilisasi paksa di Xinjiang oleh Partai Komunis Cina.

"Temuan yang mengejutkan dan mengerikan," ujar Pompeo sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 30 Juni 2020.

Pada laporan yang diterbitkan Jamestown Foundation, ada tiga temuan besar terkait komunitas Uighur di Xinjiang. Temuan pertama, pertumbuhan penduduk di sana menurun drastis. Sepanjang tahun 2015 hingga 2018, angka pertumbuhan turun sebanyak 84 persen. Bahkan, di salah satu kawasan Uighur, pertumbuhan penduduknya nyaris nol sepanjang tahun ini.

Temuan kedua, Pemerintah Cina memberikan hukuman berat bagi mereka yang melanggar peraturan pengendalian populasi. Sebagai contoh, mereka yang tidak mau mengkonsumi pil KB (keluarga berencana) akan dijebloskan ke dalam penjara.

Adapun temuan besar ketiga, Pemerintah Cina melakukan praktik sterilisasi masal terhadap komunitas Uighur. Targetnya adalah perempuan-perempuan dalam usia subur. Mengerikannya, 80 persen program sterilisasi di Cina semuanya berlokasi di Xinjiang. Padahal, Xinjiang hanya berkontribusi 1,8 persen dari total populasi di Cina. Hal inilah yang mengejutkan Pompeo.

Pompeo melanjutkan bahwa temuan Jamestown Foundation mirip dengan temuan Amerika selama ini soal praktik Partai Komunis Cina di Xinjiang. Menurutnya, apa yang ditunjukkan Cina di Xinjiang adalah penghinaan terhadap sucinya nyawa manusia.

"Kami mendesak Partai Komunis Cina untuk segera mengakhiri praktik mengerikan tersebut. Kami juga meminta semua negara untuk mendukung kami menghentikan isu yang tidak menusiawi ini," ujar Pompeo dalam keterangannya.

Menanggapi pernyataan Pompeo dan laporan Jamestown Foundation, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, menganggap sebagai disinformasi. Menurutnya, sejumlah organisasi memang sengaja menggoreng isu tidak benar soal situasi Uighur di Xinjiang. "Tuduhan mereka jelas tidak berdasar," ujar Zhao Lijian.

source tempo.co

Tidak ada komentar: