orangtua harus waspada anak betah di dalam kamar bareng gadgetnya, simak kisah ini

orangtua harus waspada ana betah di dalam kamar bareng gadgetnya

ANAK RUMAHAN BUKAN BERARTI TAK NAKAL

Seorang gadis lugu diberitakan menjadi korban pemerasan daring. Konon, gadis tersebut memiliki hubungan spesial dengan seorang pria di facebook. Umur mereka beda jauh, tapi si gadis sudah kadung suka sehingga melakukan apa pun yang diminta sang pria.

Pertama, mereka saling bercerita satu sama lain. Kedua, si pria mulai berani bertindak jauh dengan meminta foto-foto private si gadis. Pria itu membujuknya hingga si gadis luluh. Waktu berlalu dan tiba-tiba saja si pria meminta sejumlah uang dengan alasan membutuhkan dana karena urusan mendesak. Si gadis bilang, dia tidak punya uang. Si pria mengancam akan menyebarkan foto-foto bugil si gadis di facebook jika si gadis itu tidak mengabulkan permohonannya.

Si gadis frustasi. Tapi apa boleh buat. Hingga pada akhirnya si pria benar-benar menebar foto-foto tak senonoh itu karena kecewa uang tak kunjung ditransfer.

Orang-orang dekat si gadis sungguh tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Orang tuanya mengenal si gadis sebagai gadis yang kalem dan saleh. Tidak pernah keluyuran dan tak pernah punya hubungan dengan lelaki. Teman-temannya mengenalnya sangat berprestasi dan tak banyak tingkah seperti gadis lainnya. Pacaran pun tidak. Guru-gurunya mengenal si gadis anak yang penurut dan tak pernah melanggar peraturan.

Si gadis malu dan tak mau lagi pergi ke sekolah.

Tentu saja disini saya berdiri untuk membela si gadis yang lugu. Yang dengan mudahnya ditipu oleh serigala tak tahu diri. 

Hanya saja, sebagai para orang tua, hendaknya mereka tidak abai dengan fakta bahwa anak rumahan yang kelihatannya alim dan tidak neko-neko bisa memiliki sikap yang sama di dunia maya. Sekali lagi, saya tidak menyalahkan si gadis. Bisa jadi si gadis berbuat begitu karena dia kesepian, atau tidak memiliki teman. Mungkin orangtuanya tidak peduli dengan si gadis, sehingga ketika ada ‘serigala’ yang peduli padanya, dia lupa bahwa dia adalah seekor domba yang bisa menjadi mangsa. Dia merasa ada sosok yang peduli, dan tak kuasa hati menolak semua dorongan birahi.

Zaman telah berubah dengan drastis. Jika di zaman baheula para orang tua tidak mengenal teknologi digital, maka di zaman sekarang anak muda memiliki dua dunia. Dunia nyata dan dunia maya. Bisa jadi, di dua dunia ini seseorang memiliki kehidupan ganda yang berbeda bak bumi dan langit. Jika zaman baheula orang tua percaya ketika anaknya penurut dan diam di kamar. Maka sekarang, kita harus waspada ketika anak betah di dalam kamar sementara gadget ada di tangannya. Maka perlu rupanya memonitor apa yang mereka lakukan di dunia maya.

Semoga bisa menjadi pelajaran.

Foto si kocheng hanya sebagai ilustrasi. Hehe

source https://www.facebook.com/100006757959558/posts/2705781242990448/?app=fbl

Tidak ada komentar: