Agustinus Prapto, berkedok ingin jadi muallaf untuk tipu sejumlah ustadz


Saat ini berbagai modus baru dilakukan oleh para penipu dalam menjalankan aksi kejahatannya. Mereka juga tak segan-segan mengaitkan agama saat melakukan perbuatan dosa tersebut.

Seperti halnya yang dilakukan oleh salah seorang penipu, bernama Agustinus Prapto. Melansir dari Nu.or.id, diceritakan jika pria tersebut berniat untuk memeluk agama Islam atau menjadi seorang mualaf.

Ia kemudian mendatangi keluarga Nyai Hj Lilik Mufirotun Ni’mah, yang tinggal di kota Semarang Jawa Tengah.

Kejadian terjadi pada Selasa 27 Juli lalu saat Prapto mendatangi pesantren putri modern Ni’matul Qur’an, Kelurahan Wates, Kecamatan Ngaliyan, kota Semarang.

Saat ditanyain perihal mengenai maksud kedatangannya, Prapto mengatakan jika ia mencari suami sang Nyai bernama Ustadz H Abdul Wahab. Dirinya bermaksud untuk menjadi seorang mualaf dan meminta untuk dibimbing mengucapkan kalimat dua syahadat.

Kemudian karena sang suami sedang tidak berada di rumah dijawab oleh Nyai Hj Lilik, jika suaminya tengah bekerja.

Sebelumnya Prapto mengatakan jika dia belum pernah mendatangi rumah dan juga belum pernah bertemu dengan Sang Ustadz. Untuk itu ia yang masih sangat awam tersebut berusaha bertanya kepada warga sekitar sebelum sampai di lokasi.

Prapto lalu menjelaskan alasan yang mendasari dirinya ingin menjadi seorang mualaf. Yakni atas permintaan ayahnya sebelum meninggal dunia, dia yang menginginkan jika seluruh anggota keluarganya telah memeluk agama Islam.

Ia juga menceritakan jika selalu mengalami mimpi jika ayahnya tersebut mendatangi dirinya nya dan menyuruhnya menunaikan pesan tersebut.

Selain itu untuk meyakinkan sang Nyai, akan kesungguhan niatnya Prapto juga menunjukkan Kartu Tanda Penduduk miliknya.

Hal ini lantas tidak membuat sang Nyai merasa curiga, ia lalu menelepon suaminya untuk membimbing Prapto membacakan dua kalimat syahadat. Saat itu ia juga meminta Sibakul Choir mantan ketua IPNU Kota Semarang untuk menjadi saksi saat Prapto menjadi mualaf.

Setelahnya mereka terlibat dalam perbincangan yang cukup hangat di ruang tamu. Lalu Prapto mengatakan jika ia kehilangan pekerjaannya sebagai seorang advokat gereja. Mirisnya lagi ia menambahkan jika keluar dari rumah karena diusir oleh sang istri.

Sang Ustadz merasa kasihan mendengar cerita dari Prapto, dan berfikir jika apa yang dialami oleh pria itu merupakan Hidayah yang diberikan Allah.

Keduanya lalu bertukar nomor ponsel. Lalu pada 30 Juli Prapto dibimbing membaca syahadat yang juga disaksikan oleh beberapa pengurus pesantren serta saksi yang telah ditunjuk.

Kemudian tanpa sungkan pria tersebut menyatakan niatnya untuk meminjam sejumlah uang. Ia beralasan jika ia akan menggunakan uang tersebut untuk membuka usaha warung kucingan bersama temannya.

Berhubung saat itu sang Nyai tidak mempunyai uang, jadi dirinya tidak meminjamkan sejumlah uang yang diminta Prapto.

Tak beberapa lama setelah itu, Nyai mendengar jika Ustadz Rifa’i seorang petugas penyuluh agama di Kecamatan Ngaliyan juga mengalami hal yang sama. Prapto pernah minta dibimbing menjadi seorang mualaf di Pasadena, beringin, dan gondorio.

Akhirnya mereka sadar jika telah menjadi korban penipuan dari aksi yang dilakukan Prapto. Mereka saat itu tidak sempat berpikir mengenai administrasi kepindahan agama, karena berlandaskan niatan ikhlas.

Setelahnya nomor ponsel Prapto tidak bisa dihubungi lagi, padahal mereka berniat untuk menanyakan bagaimana kelanjutan Prapto untuk belajar ilmu agama. [*/Nlm]

source https://padangkita.com/berkedok-ingin-jadi-mualaf-pria-ini-tipu-sejumlah-ustadz/

Tidak ada komentar: