Di Masjidil Haram, Yang Dibakar Gaharu Bukan Asap Dupa yang identik klenik dan syirik

Yang Dibakar Gaharu Bukan Asap Dupa

Merdekadotcom menuilis judul di akun IG-nya, “Sambut Idul Adha, Asap Dupa Selimuti Masjidil Haram.”

Padahal, dupa atau hio sembahyang itu bahan utamanya adalah bubuk kayu cendana.

Bentuknya juga bermacam macam ada yang dupa lidi (paling masyhur), dupa kerucut, dupa bunga dan sejenisnya.

Sedangkan yang di bakar di Masjidil haram atau Masjid Nabawi adalah oud atau gaharu yang dibakar di atas arang (coal), atau fahm dalam bahasa Arab. ⁣⁣

Berbeda dengan dupa atau hio yang dibakar tanpa arang.⁣

Penggunaan gaharu dengan dibakar itu sangat wajar dan lumrah dalam budaya Arab. Tetapi sebagian orang Indonesia menyalahartikan sebagai klenik, syirik dan sejenisnya. ⁣⁣

Hal ini karena dupa biasa digunakan untuk klenik atau ritual agama lain di Indonesia. Sehingga terkesan bahwasanya Islam di Arab menggunakan bahan klenik. ⁣

Di Arab juga terdapat sejenis dupa lidi, dalam mustholah lain disebut bukhur hiim بخور هيم. Disebut hiim karena asalnya dari bubuk yang dipadatkan.

Adapun yang dibakar di Masjidil Haram bukan bukhur hiim, tetapi oud atau gaharu. ⁣

Atau menurut KBBI, adalah sejenis luban atau kemenyan yang paling berkualitas berasal dari Afrika atau Oman. ⁣

Di Saudi sendiri, kemenyan juga didatangkan dari Indonesia dengan nama Luban Jawi atau Al-Jaawi yang merujuk ke pulau Jawa. ⁣

*) Disadur dari Sahabat Madinah dengan beberapa perubahan seperlunya

Tidak ada komentar: