Nikmatnya hidup dalam kesederhanaan, menteladani para salaf

Nikmatnya hidup dalam kesederhanaan

Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik menawarkan kepada seorang ulama dari generasi Tabi’in yaitu Salim bin Abdullah bin Umar bin Khathab untuk memenuhi kebutuhannya.

"Salim yang hidupnya sangat sederhana menolaknya dengan halus."

Raja Harun Al Rasyid pernah memberi uang seribu dinar kepada Fudhail bin Iyadh, tapi Fudhail dengan tegas menolaknya.


Syaikh Muhammad Amin Syinqithi (1325-1393 H) menolak pemberian rumah mewah dan tanah yang luas di Kota Thaif dari seseorang, padahal ia orang yang sederhana,

uang gaji bulanannya habis untuk keluarga dan murid-muridnya.

"Mereka menolak pemberian uang dan harta karena khawatir dunia akan melalaikannya dari akhirat."

"Sebagian dari mereka khawatir tidak menjadi orang yang merdeka dalam amar makruf nahi mungkar."

"Tentu, orang-orang yang beriman akan lebih takut lagi jika menerima uang haram."

Harta merupakan nikmat sekaligus amanat yang akan dipertanggung jawabkan di akhirat.

Contoh hilangnya keberkahan jika seseorang menerima uang suap saat pemilihan kepala daerah, caleg, atau kepala negara.

Uang yang diterimanya cepat habis atau terkadang Allah menghukumnya dengan kesesatan, ia melihat kebenaran sebagai kebatilan dan sebaliknya.

Allah berfirman yang artinya,

"Sesungguhnya, orang-orang yang memperjual belikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah. Mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka, azab yang pedih." (QS. Ali Imran 77).

Bila seorang yang menyakiti muslim(in) untuk memperoleh keuntungan duniawi, seorang yang mengucapkan ucapan batil dan bertentangan dengan nuraninya agar memperoleh materi atau meraih ridha orang yang kuat.

Serta seseorang yang mengingkari kebenaran guna mendekati orang kaya, seorang hakim yang memutuskan perkara dengan batil karena memperoleh harta dari pihak yang zalim, itu semua terkena menjual janji Allah dan sumpah dengan harga yang murah." (Tafsir Nabulsi, Juz 2 halaman 177).

Allah berfirman yang artinya,

"Dan janganlah kalian menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit." (QS. al-Baqarah 41).

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Janganlah kalian dengan sengaja menyembunyikan penjelasan, keterangan, dan tidak menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada masyarakat, serta membuat samar kebenaran agar kalian bisa mempertahankan posisi kepemimpinan kalian di dunia yang murah, rendah ,dan sebentar lagi akan binasa."

Semoga, Allah melapangkan kepada kita rezeki yang halal, barakah, dan baik.
Semoga, Allah melindungi dan menghindarkan kita dari uang panas, amin.

بَارَكَ اللّٰه فِيْكُمْ
Published By: @MateriPesanCinta_Nya

Tidak ada komentar: