Apakah PKS sayap politik perpanjangan Ikhwanul Muslimin ?

Apakah PKS sayap politik perpanjangan Ikhwanul Muslimin

Entah sejak kapan pertanyaan seperti itu mulai muncul. Apakah sejak tokoh spiritual IM Yusuf Qaradhawi dalam bukunya thn 2001 'Umat Islam Menyongsong Abad Ke-21', menegaskan bahwa Partai Keadilan (cikal bakal PKS) merupakan kepanjangan tangan dari IM di Indonesia? Apakah karena Qaradhawi berharap PK menjadi garda depan cita2 Pan-Islamisme di Indonesia?

I dont know, yg jelas banyak tokoh partai tsb yg telah membantah pernyataan Qaradhawi itu, salah satunya sekjen Anis Matta yg menjelaskan bahwa PKS bukan kepanjangan IM, meski ia membenarkan bahwa salah satu gerakan yang paling dekat dengan pemikiran Ikhwan adalah PKS.

Saya juga belum menemukan pernyataan resmi partai yg mendukung tudingan PKS adalah IM. Yg pernah saya jumpai adalah pernyataan tokoh2 mereka yg secara eksplisit membenarkan bahwa partai mereka itu terinspirasi model gerakan ormas yg telah dinyatakan terlarang di banyak negara itu. Ini salah satunya:

"Pengaruh pemikiran Hasan al-Banna terhadap gerakan dakwah, khususnya PKS, merupakan suatu hal yang aksiomatik. Bahkan dalam thesis saya, Rivalry between Modernist and Traditionalist Islamic Movement, saya berkesimpulan bahwa tidak ada satupun gerakan Islam modern di dunia yang tidak terpengaruh oleh pemikiran Hasan al-Banna"

Itu berasal dari Tifatul Sembiring, yg saya kutip dari hal 66 sebuah thesis PhD di National University of Singapore yg merupakan hasil penelitian Ahmad Ali Nurdin dgn judul "Islamic Political Parties and Democracy: A Comparative Study of PKS in Indonesia and PAS in Malaysia (1998-2005)"

Kesimpulannya? 

Tidaklah penting PKS perpanjangan IM atau bukan, yg jelas siapa saja berjalan di atas manhaj Ikhwanul Muslimin, yakni yg membawa doktrin dan ajaran Hasan al-Banna atau Sayyid Qutb harus dan harus diwaspadai karena dua alasan.

Pertama karena Hasan al-Banna yg mengajarkan 'kerjasama dalam hal yg disepakati dan memaafkan dalam hal yg diperselisihkan' berpotensi menjerumuskan seseorang pada kesesatan ataupun kekufuran. Terbukti dengan banyaknya anggota IM di Mesir yg tersesat dan lalu kemudian memeluk agama Syiah; tentunya karena mengamalkan ajaran Hasan al-Banna itu.

Kedua, pemikiran Sayyid Qutb tentang pokok tauhid uluhiyah, dimana ia membelokkan prinsip tauhid 'tidak ada ibadah kecuali kepada Allah' menjadi 'tidak ada ketaatan kecuali kepada Allah'. Qutb mendistorsi tauhid uluhiyah menjadi apa yg disebutnya sebagai tauhid hakimiyah. Karena Qutb hanya memberikan ketaatannya pada Allah, konsekuensinya ia merasa tak harus taat pada penguasa. 

Pemikiran rusaknya inilah yg kemudian menginspirasi lahirnya terorisme radikal seperti alQaeda atau ISiS dan juga terorisme kaleng-kaleng. Ada gitu teroris kaleng-kaleng? Ada lah ... ntuh nyang doyan cebang cebong bae.

source katon kurniawan

Tidak ada komentar: