kejadian viral di acara MTQ ke 37 Sumut, kata juri : peserta diwajibkan membuka cadarnya

kejadian viral di acara MTQ ke 37 Sumut

Menurut keterangan hakim juri di acara MTQ ke-37 di Sumut, peserta diwajibkan membuka cadarnya karena juri perlu memastikan peserta tdk menyembunyikan alat komunikasi di balik cadarnya itu dan juga untuk keperluan identifikasi dengan mencocokan wajah yg dilihat terhadap data foto kepesertaan.
Tentu saja alasan itu akan dengan mudah dibantah, misalnya jika untuk keperluan identifikasi mengapa tak dilakukan di ruang terpisah oleh petugas wanita. Nah pertanyaannya, mengapa dewan juri sampai berpikir bahwa sang peserta berpotensi berbuat kecurangan? Padahal MTQ itu acara yg berhubungan dgn agama, loh.

Mungkin saja panitia belajar dari kecurangan masa lalu, tapi saya kira (yg paling dominan) adalah karena secara umum masyarakat masih berpikir dgn persepsi bahwa orang bercadar itu adalah orang yg layak dicurigai; penjahat, radikal, teroris dan semisalnya. Suka atau tidak suka, inilah stigma negatif bagi mereka yg bercadar di Indonesia. 

Trus, gimana? sabarin aja mbak, buk. Ingat, dulu pun sebelum thn 80/90an, wanita berjilbab adalah suatu yg langka. Paling banter pakai kerudung model selendang. Sekarang? Bocah TK berjilbab sudah lumrah, remaja abegeh kalau tdk jilbaban (meski ala kadarnya) seringkali dianggap aneh. Ini artinya, dulu ada proses yg perlu dilewati agar jilbab menjadi suatu norma yg diterima khalayak. Dan tak menutup kemungkinan, hal yg sama berlaku untuk cadar.

Yg lebih penting lagi adalah mengubah persepsi masyarakat itu sendiri. Dengan apa? Ya, dengan membuktikan kebalikannya dari stigma negatif tadi, yakni menjadi muslimah bercadar yg ramah, amanah dan santun ... bukannya bercadar tapi ekslusif (tak mau kenal tetangga muslimah di lingkungan), bukannya bercadar tapi tdk jujur dalam muamalah (jual beli atau hutang), bukannya bercadar tapi demo teriak-teriak di jalanan. Bisa?

source katon kurniawan

Tidak ada komentar: