Ndak pakai E-Money, e-tol dan yang serupa, bisa kiamat dong!

Ndak pakai E-Money, e-tol dan yang serupa

Demikian mungkin gerutu sebagian orang. 
Padahal ndak juga gitu gitu amat.

Masalah yang harus dihindari tuh bukan e-money atau uang kertasnya, namun ADANYA PERTAMBAHAN NOMINAL/BARANG karena anda menabung, dan menghutangkan uang ke bank atau aplikasi atau lainnya.

Looo kan hadiah, itu bila tanpa syarat, adapun bila hadiah hanya diberikan bila anda topup atau mabung maka itu namanya riba.

La, bagaimana dengan pulsa listrik dan telepon?

Mas, mbak dan om sekalian, ketika beli pulsa telpon dan listrik, anda tidak menyimpan uang, tetapi MEMBELI hak guna jatingan komunikasi atau listrik.

Karena itu di token satuannya diwujudkan dengan KWh.

Tapi kalau pulsa tetap berupa saldo dalam rupiah.

Betul, namun obyek akadnya adalah hak guna layanan, namun karena satuan hak guna layanan komunikasi dipengaruhi oleh jarak telepon, waktu telepon, vidio call dan lainnya maka agak ribet membuat satuannya, maka agar mudah dinyatakan dengan: anda memiliki hak menggunakan layanan berkomunikasi senilai sekian rupiah.

Jadi gitu lo mas, mbak dan om faktanya.

Eeeh, tapi bisa tuh pulsa telpon digunakan belanja?

Betul itu namanya barter, la anda bawa telor ayam atau singkong ke pasar juga bisa digunakan belanja, yaitu dengan cara barter.

La e-tol gimana dong? Sama saja , namun sampai saat ini e-tol beluam ada diskon atau bonus bonusan, jadi masih aman.

Semoga jelas, kalau belum jelas ya sabar saja mas.

Dr Muhammad Arifin Badri

Tidak ada komentar: