Ghuluw kepada Baliho HRS merupakan penyimpangan

 
Ghuluw (berlebihan) kepada orang yang dianggap sholeh merupakan penyakit kronis yang menimpa umat-umat terdahulu.

Sikap ghuluw adalah salah satu dari sekian banyak pintu yang digunakan setan untuk menjerumuskan manusia. Manusia-manusia yang semangatnya melebihi pemahamannya terhadap agama dalam beramal menjadi sasaran yang cukup menggiurkan bagi setan.

Sahabat Abdullah bin Syikkhir mengatakan,

"Saya pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan Bani Amir. Kami sanjung beliau dengan mengatakan: “Anda adalah sayyiduna (pemimpin kami).”

Spontan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Assayidu Allah (Sang Pemimpin adalah Allah).”

Lalu aku sampaikan: “Anda adalah yang paling mulia dan paling utama di antara kami.”

Selanjutnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasihatkan: “Sampaikan perkataan kalian, dan jangan sampai setan membuat kalian menyimpang.” (HR. Abu Daud, no. 4806).

Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja melarang ghuluw kepada beliau, Lalu bagaimana dengan ghuluw kepada selain Nabi ?? Tentu lebih dilarang lagi.

Dalam riwayat lain dari Mutharif ia berkata, ayahku berkata,

“Aku pergi bersama rombongan utusan bani Amir menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kami lalu berkata, ‘Engkau adalah junjungan kami.’

Spontan beliau langsung menyahut, ‘Junjungan itu hanyalah Allah Ta’ala semata.’

Kami berkata lagi, ‘Engkau adalah yang paling utama di antara kami dan memiliki kemuliaan yang besar.’

Beliau bersabda, ‘Berkatalah kalian dengan perkataan kalian, atau sebagian dari perkataan kalian (tidak perlu banyak pujian), dan jangan sekali-kali kalian terpengaruh oleh setan.’” (HR. Abu Daud No. 4172).

Sahabat Ibnu Abbas radhiallahu’anhu berkata:

“Ini adalah nama-nama orang shalih di zaman Nabi Nuh. Ketika mereka wafat, setan membisikkan kaumnya untuk membangun tugu di tempat mereka biasa bermajelis, lalu diberi nama dengan nama-nama mereka. Dan itu dilakukan. Ketika itu tidak disembah. Namun ketika generasi tersebut wafat, lalu ilmu hilang, maka lalu disembah” (HR. Bukhari no. 4920)

Semoga Allah memberi taufiq dan hidayah kepada kita semua

source https://www.instagram.com/p/CH0G1QRBS1l/?igshid=lejfoiuvcmmh

Tidak ada komentar: