Jaga darah dan persatuan kaum muslimin dengan sabar dan jauhi revolusi fisik

Jaga darah dan persatuan kaum muslimin

Bagaimana seandainya ada ulama Ahlus-Sunnah sekaliber Ibnu Baaz, Al-Albaaniy, dan Ibnu ''Utsaimiin rahimahumullah dibunuh karena kedhaliman penguasa ? - semoga kita dihindarkan dari musibah ini - . Saya yakin kita, kaum muslimin, sangat marah dan sedih. 

Kemudian, coba bayangkan bagaimana besarnya fitnah dan kekacauan di zaman pemerintahan 'Abbaasiyyah dulu. Ahmad bin Nashr Al-Khuzaa'iy rahimahullah meninggal dibunuh dengan tebasan pedang shamshamah milik khalifah. Kepalanya digantung di Baghdad sedangkan tubuhnya dipajang di gerbang kota Saamarraa' hingga beberapa tahun lamanya. Keluarga dan pengikut beliau pun diburu pasukan khalifah. 

Ahmad bin Nashr Al-Khuzaa'iy rahimahullah lebih besar kedudukannya daripada ulama-ulama kontemporer Ahlus-Sunnah zaman sekarang. Beliau adalah imam besar kaum muslimin orisinal, bukan abal-abal. Banyak ulama selain beliau yang dibunuh, disiksa, dan dipenjara. Nu'aim bin Hammaad meninggal di penjara Saamarraa' karena enggan menuruti ujian khalqul-qur'an dari khalifah (Al-Mu'tashim). Begitu juga Yuusuf bin Yahyaa Al-Buwaithiy (murid besar Asy-Syaafi'iy) dan Muhammad bin Nuuh rahimahumullah.

Namun lihat bagaimana mauqif Al-Imaam Ahmad bin Hanbal rahimahumallah. Beliau rahimahullah ditangkap, disiksa, dan dipenjara. Akan tetapi beliau tetap sabar terhadap musibah, tetap mendengar dan taat dalam perkara ma'ruuf, serta mendoakan hidayah bagi penguasa. Beliau rahimahullah mempunyai ribuan pengikut dan pembela, akan tetapi beliau tidak mau menggerakkan massa untuk menggulingkan si penguasa tiran. Penggulingan kekuasaan hanya akan menambah fitnah dan memperbanyak darah kaum muslimin tertumpah.

Seandainya fitnah sebesar itu ada di zaman kita - semoga Allah menjauhkannya - , sangat mungkin huru-hara demonstrasi, bising caci-maki, dan ajakan revolusi fisik lebih hebat daripada yang pernah kita saksikan sebelumnya saat ini.

Al-Imaam Ahmad bin Hanbal menjaga darah dan persatuan kaum muslimin dengan kesabarannya dan menjauhi sikap provokatif yang memancing revolusi fisik. Begitu juga beliau menjaga agama dengan sikap tegasnya menolak paham khalqul-qur'an. Beliau memberikan bantahan keras terhadap pentolah bid'ah dan syubhat-syubhat kufurnya (ex : Ibnu Abi Duad). Tidak memble dan diam atas kemunkaran. Sikap beliau menjadi blueprint keteladanan bagi para ulama dalam menghadapi fitnah sepanjang zaman. Tidak salah jika Al-Muzaniy rahimahullah mengatakan:

عصم الله الأمة بأبي بكر يوم الردة، وبأحمد بن حنبل يوم المحنة
"Allah memelihara umat ini dengan Abu Bakr pada yaumur-riddah (tahun dimana banyak kaum muslimin yang murtad sepeninggal Nabi - pent.) dan dengan Ahmad bin Hambal pada zaman terjadinya mihnah (khalqul-qur'an)".

source https://www.facebook.com/100014235012911/posts/1070664433418047/?app=fbl

Tidak ada komentar: