Subhanallah... Fatwa tersebut rasa-rasanya terkesan kaku.
Lantas ada seorang Ustadz berkomentar, "Hajrul Quran atau Hajrul Mushaf? Ada yang mudah mengapa harus dipersulit?"
Masya Allah... Jazahullohu khoiron kepada Ustadz tersebut
Setelah mendapati tanggapan Ustadz itu, saya berpikir, "Bener juga ya?", namun belum membenarkannya secara yakin, karena saya belum mendapati fatwa Ulama pembanding.
Hingga akhirnya, ada video Syaikh. Prof. Dr. Sa'ad bin Turki Al Khatslan حفظه الله, yang dikenal sebagai Ahli Fiqih Saudi, yang sebelumnya juga diangkat sebagai Ha-iah Kibar Ulama.
Beliau memberi jawaban yang apik, Masya Allah.
Ringkasnya sebagai berikut, Dahulu Al Quran ada di pelepah pohon kurma, ada di papan, ada di berbagai media.
Lalu seiring berkembangnya zaman, pada masa Utsman رضي الله عنه bisa dihimpun menjadi satu dalam bentuk papan, namun lebih sempurna.
Berkembang lagi hingga tulisannya diberi titik dan ditulis di kertas lalu dicetak.
Kemudian berkembang lagi hingga Al Quran bisa dibawa kemana-mana lewat HP.
Jadi masalahnya itu baca Al Quran nya, bukan bacanya pakai apa, entah papan, kertas, atau HP.
Jadi, pahala yang didapat saat baca Al Quran lewat HP sama saja dengan baca lewat mushaf, tak ada bedanya.
Seolah beliau ingin berkata, "Emang dulu saat baca di pelepah kurma pahalanya beda?"
Beliau melanjutkan; Orang itu berbeda-beda, ada yang nyaman pakai mushaf, ada yang nyaman pakai HP, itu tidak mengapa.
Justru adanya Al Quran di HP itu kenikmatan dari Allah.
Jadi, orang yang baca lewat HP tidak salah, justeru mereka yang suka menyalahkan orang baca lewat HP, itulah yang kita salahkan.
Jadiii...
Siapa saja yang baca Al Quran lewat HP, silakan saja.
Justeru bikin HP jadi lebih berkah ya kan?
Soalnya untuk kebaikan. Bukan hanya untuk scroll ini itu.
Semoga Allah selalu menambahkan kita ilmu yang bermanfaat
Tidak ada komentar: