"KEMATIAN AHLUL BID’AH DAN SIKAP ULAMA SALAF”

KEMATIAN AHLUL BID’AH DAN SIKAP ULAMA SALAF”

BEGINILAH UCAPAN YANG DI AJARKAN ULAMA SALAF

"KEMATIAN AHLUL BID’AH DAN SIKAP ULAMA SALAF”
.
1. Tatkala tersebar berita kematian Al-Mariysiy (ahlul bid’ah di masa itu), seorang ulama salaf yang saat itu sedang berada di pasar berkata:

لولا أنَّه كان موضِعَ شُهرةٍ لكانَ موضِعَ شُكرٍ وسُجودٍ، والحمدُ للهِ الذي أماتَه.
Andaikata ini bukan tempat keramaian, tentunya kita akan sujud syukur atas kematiannya. Dan segala pujian bagi Allah yang telah mematikannya. [lihat: Tarikh Baghdad, 7/66, dan Lisanul Mizhan, 2/308].

2. Abdurrazzaq Ash-Shan'ani (guru Imam Ahmad) -rohimahallah- berkata saat mengetahui kematian Abdul Majid (tokoh murjiah saat itu):

الحمدُ للهِ الذي أراحَ أُمَّةَ محمَّدٍ مِن عَبدِ المجيدِ
“Segala puji bagi Allah yang telah menenangkan umat Muhammad dari Abdul Majid” [lihat: Siyarul A’laam, 9/435]

3. Abdurrahman bin Mahdi (guru Imam Bukhari) -rohimahullah- mengatakan atas kematian Wahab Al-Qurosyi (tokoh kesesatan saat itu): 

الحمدُ للهِ الذي أراحَ المُسلِمينَ منه
“Segala puji bagi Allah yang telah menenangkan kaum muslimin darinya”. [lihat: Lisanul Mizhan, 8/402, karya Ibnu Hajar Al-‘asqalani].

4. Imam Ibnu Katsir -rohimahullah- berkata terkait kematian salah seorang tokoh bid’ah :

أراحَ اللهُ المُسلِمينَ منه في هذِه السَّنةِ في ذِي الحِجَّةِ منها، ودُفِن بدارِه، ثم نُقِل إلى مَقابرِ قُرَيشٍ؛ فللهِ الحمدُ والمِنَّةِ. وحين ماتَ فرِحَ أهلُ السَّنَّة بموتِه فرحًا شديدًا، وأظْهَروا الشُّكرَ لله؛ فلا تَجِدُ أحدًا منهم إلَّا يَحمَدُ الله
“Allah telah menenangkan kaum Muslimin darinya di bulan Dzulhijjah tahun ini. Dia dikebumikan di rumahnya, kemudian dipindahkan ke pemakaman Quraisy. Maka segala puji dan nikmat bagi Allah atas kematiannya. Dan tatkala ia mati, ahlussunnah sangatlah bahagia dan bersyukur kepada Allah atas kematiannya. Engkau tidak mendapati seorang pun dari mereka (ahlussunnah) kecuali memuji Allah atas kematiannya._ [lihat: Al-Bidayah wan Nihayah, 12/338].

Para ulama menyebutkan tidak mengapa mengucapkan: “rohimahallah, Inna lillah wainnaa ilaihi rooji’un, dan sebagainya atas kematian ahlul bid’ah apabila ia masih muslim.

Dan hendaknya seorang tholibul ‘ilmi terlebih khusus Da’i ilallah untuk tidak bersikap..

dengan suatu sikap yang mengesankan atau membuat orang awam mengira bahwa ia memuji dan membenarkan pejalan dakwah seorang Ahlul Bid'ah semasa hidupnya.

Semoga bermanfaat, Barakallah fiikum

[ Ustad Farhan Abu Furaihan - Hafizhahullahu]. 

🌹Repost Fp Ittiba'Rasulullah 

🌹Silahkan dishare... 
🌹Barakallahu Fiikum...

Tidak ada komentar: