Ketika muslimah berjilbab melakukan kesalahan

Ketika muslimah berjilbab melakukan kesalahan, 
Maka rombongan kafir harbi, munafiq Radikal, liberalis sekuler, tepuk tangan, riuh rendah sorak sorak mereka memenuhi jagad nusantara..

Gosip artis berjilbab yang katanya menjalin hubungan terlarang dengan rekannya, menjadi gosip akun lambe-lambean. 
Jilbabnya digoreng non stop.

"Jilbaban kok pelakor...
 Jilbaban kok pacaran...
 Jilbaban kok centil...
 Jilbabab kok nggak bener. ..
Mending gak jilbaban tapi gak pernah rebut laki orang. 
Gak jilbaban tapi baik. 
Gak jilbaban tapi bantuin orang susah edebre edebre edebre. Mending jilbabin hati dulu deh daripada jilbab kepala tapi pelakor."

Hujatan netizen membombardir jilbab tiada henti. Menjadikan kecut dan minder para newbie hijaber.

Jadi begini ya. Jilbab itu wajib hukumnya. Siapapun dia yang mengaku muslimah maka wajib hukumnya berjilbab. Gak peduli kelakuan masih burik, begajul, atau bahkan pelakor sekalipun maka kalau sudah haid wajib hukumnya berjilbab.

Akan lebih sempurna jika jilbab diiringi pemahaman agama yg bagus. Sehingga akhlaq otomatis juga bagus.

Tapi jika pemahaman agama ataupun akhlaq belum mampu mengiringi hijrahnya, maka bukan berarti lepas kewajiban berjilbab ya. Big no banget gaes. Kewajiban berjilbab tetap melekat sepanjang masa pasca haid.

Meskipun kelakuan ancur tetep wajib berjilbab. Dengan harapan baju taqwa itu akan membuatnya malu berbuat tercela. Hijab akan menjadi tameng dari maksiat.

Jadi meskipun saat ini jilbab sedang digoreng dan dicoreng, jangan minder sekalipun. Jangan membuat rendah diri. Tetap bangga dengan jilbab . Tetap kokoh setegar karang dalam barisan pembela jilbab.

#regrann

Tidak ada komentar: