Sekilas Perjalanan menuntut ilmu dan Dakwah Buya Zamzami Nas hafizahullah

Buya Zamzami Nas, Lc, S.Pd.I, MA Hafidzahullahu Ta'ala

Pagi hari, Kamis 13 Rajab 1442 H, kami bersama Team Markiz Darul Quran was Sunnah Lipatkain berkunjung ke Ponpes Ad-Dar As-Salafiyyah Al-Islamiyah, Bangkinang yang diasuh oleh Buya Zamzami Nas.

Berniat untuk meminta nasihat ilmu dan pengalaman dakwah yang telah beliau jalani hampir 40 tahun. 

Perjuangan beliau mengenal dakwah salaf sungguh menakjubkan, pendidikan formal S1 beliau 3 x, dan terakhir menyelesaikan S2 Politik Islam di Jakarta. 

Sebelum berangkat kuliah ke Kuwait, beliau menjadi mustami di LIPIA selama tiga tahun, ketika itu masih di Salemba. Dan dalam masa-masa itu beliau juga duduk di majelis Buya Muhammad Natsir, Buya Hamka dan tokoh-tokoh Nasional lainnya. 

Beliau terus mencari kebenaran dan tak berhenti, setelah sampai di Kuwait beliau banyak belajar dari para Ulama yang sering datang ke Kuwait tahun 70-80 an, di antaranya Syaikh Abu Bakar Al-Jazairy, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Syaikh Sulaiman Al-Asyqor dan para ulama salafiyyin lainnya. 

Ketika pulang ke Indonesia, berkumpullah beliau dengan duat salafiyyin lainnya, di antaranya Ust. Abdul Hakim Abdat, Ust. Yazid Abdul Qodir Jawaz, Ust. Aunur Rofiq bin Ghufron, Ust. Abu Nida, Ust. Faiz Asifuddin, dan beberapa asatidz lainnya. 

Beliau menjadi ketua perkumpulan dai pertama kali di Al-Irsyad Tengaran.

Perjalanan dakwah beliau di Kampar Riau, tidak mulus begitu saja. Beliau bercerita pernah mau dibunuh 11 kali, namun semua itu gagal dengan pertolongan Allah Ta’ala, semua orang - orang yang mencoba menghalangi dakwah beliau, Allah hinakan oleh Allah, karena dakwah yang dibawa beliau adalah haq. Betapa banyak kasus yang telah terjadi, sebagaimana telah diceritakan oleh beliau. 

Pondok beliau yang pertama Ibnu Taimiyah sudah tidak ada lagi karena di dzolimi oleh orang-orang yang dengki kepada beliau. Namun beliau tidak menyerah, akhirnya membuat pondok Ad-Dar As-Salafiyyah Al-Islamiyah, sudah 25 tahun berjalan. 
Di antara murid-murid beliau adalah anak-anaknya sendiri yang berjumlah 9 dan yang lainnya, setelah lulus pondok anak Buya Zamzami 4 orang melanjutkan ke Universitas Islam Madinah, beberapa lainnya ke LIPIA dan STDI Imam Syafi'i Jember. 

Sekolah beliau sudah mengeluarkan ijazah resmi sendiri, karena pondok beliau mendapatkan SKB 2 Mentri. 

Dan beberapa tahun ini sudah mendapatkan Muadalah Universitas Islam Madinah. Walhamdulillah 

Perjuangan beliau ketika dakwah dengan Ust. Abdul Hakim dan Ust. Yazid bin Abdul Qodir Jawaz di Riau yang rutin datang, mereka berjalan kaki 8 kilo dengan jalan yang buruk dan mereka dengan sabar betahun-tahun untuk terus bersabar di atas derita mendakwakan dakwah sunnah hingga terlihat hasilnya sekarang. 

Begitulah perjuangan sesepuh kita, maka bagi yang muda, hargai mereka dan doakan mereka. 

Persahabatan buya Zamzami dan Buya Jufri hingga menjelang wafat sangat akrab. Empat hari sebelum Buya Jufri wafat, beliau berkunjung ke pondok Buya Zamzami bersama keluarganya. 

Nikmat ketika melihat guru-guru kita bersatu di atas sunnah, saling berkunjung dan saling menghormati. 

Masih banyak faidah dan pelajaran yang beliau ceritakan kepada kami tentang kesabaran, tawakal dan keteguhan.

Semoga Allah menjaga buya dan selalu Istiqomah dalam mendakwakan sunnah di Kampar, Riau. 

~Abu Yusuf ~

Tidak ada komentar: