Siapa Sebenarnya Ustadz Firanda Andirja?

Kebangsaan dengan tema Menangkal Gerakan Radikalisme Masuk Kampus kemudian menyebutkan 10 ciri-ciri paham radikalisme kemudian mengait-ngaitkannya dengan Ust. Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A.?” ( Sempat viral dan semoga menjadi renungan ).

Bingung aku dengan kelompok yang satu ini, harus menguraikan siapa Ust Firanda ataukah harus menjawab tuduhan radikal orang bodoh yang di sana.

 Saya teringat dengan kisah Aisyah yang dituduh berbuat keji yang pada ending-nya memenangkan “pertempuran” dengan sangat indah dan diabadikan Al Qur’an. Namun ini bukan tentang kisah Aisyah, ini tentang kisah Ust. Firanda.

Ust. Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A. adalah salah satu putra terbaik bangsa Indonesia karena beliau menjadi salah satu da’i dari 3 yang dipercaya Kerajaan Arab Saudi untuk mengisi pengajian berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi. 

Beliau bukanlah orang sembarangan, beliau adalah seorang doktor pakar akidah Islam alumni Universitas Islam Madinah yang dipercaya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam memberikan pemahaman kepada umat Islam di Indonesia akan kesesatan-kesesatan paham Syi’ah.

Sekarang kita kembali ke acara Seminar Kebangsaan tempo hari itu. Dalam berita disebutkan kekecewaan Ketua GP Anshor Sulbar karena Bapak Kapolres Polman mengundang Ust. Firanda untuk memberikan tausiyah kepada masyarakat di Polman yang direncanakan pada Senin (2/9) yang akhirnya dibatalkan karena pertimbangan maslahat. Memangnya ada apa dengan Ust. Firanda? Cemburu dengan keilmuan beliau? 

Masa iya Majelis Ulama Indonesia
memilih seorang Doktor Firanda menjelaskan kesesatan Syi’ah kalau beliau da’i bermasalah? Plis dech, cobalah piknik sedikit, biar ga’ tiba-tiba jadi majelis fatwa gitu lho.

Sudah menyebut ciri-ciri paham radikalisme, lalu menyinggung Ust. Firanda. Maksud ente apa Mas? Kalau Ust. Firanda da’i radikal mengapa Majelis Ulama Indonesia tidak bertindak? Mari kita duduk bersama, jelaskan!!! Bukankah ini slogan tabayyun yang digemborkan akan tetapi mendustakan.

10 poin ciri-ciri paham radikalisme yang disinggung itu tidak jelas arahnya, dan tidak berkaitan dengan Ust. Firanda sedikitpun.

Poin 1, “Mengajak kembali kepada Al Qur’an dan Hadits tanpa taklid buta kepada ulama.” Justru dalam ceramah-ceramah beliau selalu mengajak kembali kepada Al Qur’an dan Hadits dengan berdasarkan kepada pemahaman ulama. Mana mungkin bisa memahami Al Qur’an dan Hadits tanpa merujuk pendapat ulama?

Poin 2, “Percaya bahwa perubahan (baik agama maupun negara) hanya bisa dilakukan secara menyeluruh dengan cara ekstrem/melampaui batas kewajaran, bukan cara bertahap.” Sudah tabayyun ke Ust. Firanda kalau beliau berpemahaman begini? Saran saya cukup baca Al Qur’an saja, surah 24 ayat 55.

Poin 3, “Memaksakan pemahaman ekstrem khawarij.” Dudukkan dululah masalahnya khawarij itu apa. Kalau berkesimpulan Ust. Firanda khawarij, berarti Majelis Ulama Indonesia yang percaya keilmuan beliau khawarij juga dong?!

Poin 4, “Tidak mengakui tradisi yang sudah mengakar.” Justru tradisi dalam Islam itu menjadi sumber rujukan jika tidak ada rinciannya dalam agama. Masa dibilang menentang tradisi?

Poin 5, “Semangat beragama terlalu tinggi.” Justru ini yang diharapkan kita ber-Islam. Baca ki’ Al Qur’an surah 3 ayat 102, surah 2 ayat 208, jelas kita diperintah berpegang teguh kepada Islam, ber-Islam secara menyeluruh. Radikalnya di mana ?

Sampai-sampai masalah jenggot dan celana cingkrang dige’ges juga. Siapa anda dibanding Imam An Nawawi yang berpendapat untuk memelihara jenggot? 

Siapa anda dibanding Imam Ibnu Hajar Al Asqolani yang berpendapat isbal itu tidak boleh secara mutlak?

Poin 6, “Memaksakan kehendak.” please deh, bedakan mana yang namanya menjelaskan hukum dan mana yang namanya memaksakan kehendak. Orang menjelaskan hukum itu ya dicerna dulu, benar atau salah? Sampe katanya mau memberangus Aswaja. 

Poin 7, “Mengklaim kebenaran Islam hanya ada pada kelompoknya.” Buktikan, kapan Ust. Firanda ngomong gitu?

Poin 8, “Mengedepankan buruk sangka, merasa paling aman dari murka Allah.” Allahu akbar. Kapan beliau mengatakan bahwa beliau merasa aman dari murka Allah? 

Dikatain juga “merasa paling nyunnah sejagat akhirat”, ini kita masih di dunia lho, kenapa ada akhirat di antara kita?

Poin 9,  “Menumbuhkan teror dan vandalisme, menghancurkan makam para wali atas nama khurafat.” Memang makam siapa yang sudah dirusak Ust. Firanda atuh Mas? Justru bukanlah sebaliknya lahan dunianya terganggu 

Poin 10,  “Menuduh ziarah wali sebagai penyembah kubur, Pancasila disebut thogut, NKRI negara kafir, dll.”

 beda ziarah kubur dengan menyembah kubur! Ziarah kubur itu disyariatkan dalam Islam, jangan mengaburkan permasalahan! Katanya juga Pancasila disebut thogut. 

Justru Ust. Firanda menyerukan untuk senantiasa taat kepada pemerintah sebagaimana tertulis di dalam Al Qur’an surah 4 ayat 59. 

Sungguh harimau tak sebanding lisanmu!

Lalu masalah NKRI katanya negara kafir. Baca baik-baik! Para ulama Timur Tengah sudah memfatwakan bahwa Indonesia adalah negara Islam, bahkan oleh guru-guru Ust. Firanda sendiri, dan pendapat itu dipegang kuat oleh Ust. Firanda. 

Setan mana yang membisikkan ke telinga sampeyan kalau Ust. Firanda berpemahaman NKRI negara kafir?

Justru cara menyebar fitnah inilah yang menimbulkan kekacauan dan keributan di masyarakat yang harusnya ditindak.

Namun dengan adanya berita ini, Sekarang pembaca bisa menilai sendiri siapa yang beradab dan siapa yang berotak.

đź—Ł️ Siapa Sebenarnya Ustadz Firanda Andirja?
 
Membeberkan fakta mengejutkan tentang ustadz Firanda Andirja, yang jarang diungkap sehingga banyak orang yang belum tahu. Disini akan membahas Beberapa fakta tentang Ustadz Firanda Andirja yang mungkin banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahuinya dan sebagian membenci Dakwah beliau karena mendakwahkan tauhid dan sunnah.
 
Ustadz Firanda adalah seorang yang berdarah Bugis dan Jawa. Akan tetapi beliau lebih dikenal sebagai Da'i Papua karena ternyata semasa kecil beliau dibesarkan di Papua. Beliau tinggal di sebuah kota bernama Sorong, sebuah kota di Provinsi Papua Barat, Indonesia. Beliau di sekolahkan di TK Pertiwi, kemudian melanjutkan sekolah di SD Inpres 17 Sorong. 

Tambahan informasi, mengapa dinamakan SD Inpres, karena saat itu, sebagian besar penduduk Indonesia tidak menyelesaikan pendidikan dasar. 

Pada saat itu, jumlah SD masih sangat terbatas sedangkan jumlah anak-anak usia SD diperkirakan akan meningkat mengingat sebelumnya belum ada program KB. Pada saat yang sama, pemerintah perlu meningkatkan kinerjanya yang dalam bidang pendidikan berarti harus meningkatkan jumlah penduduk yang menyelesaikan pendidikan dasar. 

Oleh karena itu kemudian pemerintah meluncurkan program pembangunan SD secara besar-besaran. 

Karena merupakan program khusus maka diluncurkan melalui Instruksi Presiden.
Salah satu yang dapat kita banggakan adalah adanya orang Indonesia yang menjadi pengajar dan penceramah resmi di Masjid Nabawi.

Karena, seperti yang kita ketahui bersama bahwa tidak bisa sembarang orang yang dapat mengisi ceramah di Masjid Nabi Muhammad ini.

đź•Ś Di Masjid Nabawi, Ustadz Firanda mengajar jamaah haji asal Indonesia. 

Setiap harinya ketika musim haji, Ustadz Firanda menyampaikan ceramah agama berbahasa Indonesia di dalam Masjid Nabawi, tepatnya dekat pintu 19.

Para Jama'ah Haji asal Indonesia dari tahun ke tahun sangat antusias dengan pengajian ba'da magrib di Mesjid Nabawi. 
 
Pemerintah Arab Saudi memang sangat peduli dengan Jamaah asal Indonesia. 

Sebagai jamaah terbesar dengan kuota terbesar pula, maka tidak salah kalau mereka menghadirkan ulama Indonesia di Madinah. 

Kesan manis dan menyenangkan akan terpaut dalam kalbu jamaah haji. Madinah dan Masjid Nabawi sangatlah merindukan kita. Apalagi didalamnya ada ulama Indonesia yang menyejukkan dan mencerahkan.
 
✍️ Kecerdasan Luar Biasa Ustadz Firanda Andirja

Ustadz Firanda biasa mengisi pengajian untuk disiarkan di Radio dan TV. 

Salah satu yang menyiarkan pengajian dari Ustadz yang dikenal cerdas ini adalah Rodja. 
Banyak ilmu yang dikuasai oleh Ustadz Firanda.

Contohnya saja, ada banyak materi pengajian yang pernah disampaikan Ustadz Firanda di Rodja, seperti Kajian Tematik dan Kajian Kitab. Contohnya, seperti Kajian Tafsir, Hadits Shahih Bukhari, Hukum Fiqih, Kitab Umdatul Ahkam, Sirah Nabawiyah, dan masih banyak lagi.
Namun, hal itu bukanlah sesuatu yang mengherankan karena beliau telah dibimbing langsung oleh Ulama Ahlus Sunnah selama belajar di kota Nabi, yaitu Madinah. 

Selain itu, Ustadz Firanda tidak tanggung-tanggung mendapatkan gelar doktor dari Universitas Islam Madinah. Predikat yang didapatkannya juga luar biasa, yaitu Mumtaz ‘Ala Darajah Syaraf Al Ula atau Summa cum laude.

Ustadz Firanda mendapatkan gelar doktor dalam bidang aqidah dengan judul disertasinya yang berjudul "Membantah Da'i-da'i Pluralisme yang Berdalil dengan Al Qur'an dan As Sunnah".
 
Ustadz Firanda Wahabi Sesat?

Firanda Andirja adalah Wahabi? Firanda Andirja Sesat? Benarkah seperti itu,

Kita akan bongkar faktanya disini dengan mendalam agar jangan ikut terbawa fitnah yang disebarkan orang orang syiah dan ahlu bid’ah.

Da'i Ahlus Sunnah selalu menjadi sasaran fitnah dari kalangan Ahlul Bid'ah. Kedengkian dan kedustaan selalu menjadi barang dagangannya untuk menjatuhkan orang-orang yang membawa kebenaran.

Sejarah telah mencatat banyak tokoh pahlawan Nasional Indonesia yang kerap dituduh Wahabi, seperti misalnya Imam Bonjol, KH Agus Salim, KH Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), Syaikh Ahmad Hassan (Persis), Syaikh Ahmad Surkati (Al Irsyad), Buya Hamka, dan Muhammad Natsir (Masyumi). 

Begitu juga yang dialami oleh salah satu Ustadz Sunnah di negeri kita ini, yaitu Ustadz Firanda Andirja. Beliau sangat dibenci oleh kalangan Syi'ah karena kerap membongkar kebusukan-kebusukan yang terdapat pada ajaran mereka.
 
Selain Syi'ah, kelompok Khawarij yang sesat juga dibantah dengan tegas oleh Ustadz Firanda. Oleh karena itu, beliau sering bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia untuk mengisi ceramah dan pengajian tentang bahaya terorisme. 

Berikut ini ceramah Ustadz Firanda yang diharapkan dapat mencerahkan masyarakat Indonesia sekaligus membendung aksi terorisme di Indonesia.
 
Ustadz Firanda Membela Zakir Naik dari Tuduhan Sesat

Beberapa orang menuduh pakar perbandingan agama paling handal di zaman ini, yaitu Zakir Naik sebagai orang yang sesat, bahkan kafir. Orang-orang tersebut menuding bahwa Zakir Naik mempunyai Aqidah sesat, yaitu Allah tidak mampu melakukan semua perkara. Bagaimana pembelaan Ustadz Firanda?

Pada salah satu pengajian yang diadakan oleh Masyarakat Muslim di Bali yang didokumentasikan dan diunggah oleh Bali Mengaji. Ada salah seorang yang bertanya tentang permasalahan Zakir Naik tersebut,
 
Ustadz Firanda Membongkar Kebohongan Islam Liberal

Tidak hanya Islam Jama'ah, Syi'ah, dan Khawarij yang dibongkar kebohongan dan kesesatannya oleh Ustadz Firanda, tetapi juga kalangan Liberal dari tokoh-tokoh yang mengusung ideologi Islam Liberal. Islam Liberal memiliki pemikiran bahwa agama Islam bisa dibuat warna-warni, tergantung pada penafsirnya. 

Menurut mereka, kita bisa menafsirkan agama sesuai dengan akal dan pemikiran yang kita miliki. Semua orang tidak boleh mengklaim bahwa penafsirannya paling benar.

Jika demikian yang mereka inginkan, sungguh hal ini mengerikan. Orang bisa menafsirkan agama Islam sesuai selera masing-masing; sementara semua orang wajib saling menghormati penafsiran setiap individu. Artinya, kebenaran yang diyakini oleh seseorang bisa jadi benar, bisa jadi pula salah. Lebih parah lagi: agama Islam belum tentu benar, karena agama lain bisa jadi memiliki kebenaran. Astaghfirullah.

Mereka tidak meyakini bahwa agama Islam adalah agama yang paling benar. Jika pernyataan di atas dilontarkan oleh nonmuslim, bisa dimaklumi. Akan tetapi, mereka menyatakan diri sebagai muslim. Sebagian mereka membanggakan diri sebagai anggota salah satu ormas Islam besar di Indonesia.

Oleh karenanya, pemahaman Liberal ini dibantah habis oleh Ustadz Dr. Firanda, yang merupakan Pakar Aqidah. Beliau membantahnya dengan sangat ilmiah dan sistematis, dan tentu saja disertai dalil dari Al Qur'an dan As Sunnah. 
 
Ustadz Firanda dan Ajaran Mazhab Imam Syafi'i

Ustadz Firanda aktif membela ajaran Imam Asy Syafi'i yang kini telah ditinggalkan oleh sebagian pengikut Mazhab Syafi'i, khususnya di Indonesia. 

Bahkan, Ustadz Firanda Andirja menyempatkan diri untuk mengarang buku khusus untuk membahas hal tersebut. Buku tersebut diberi judul "Ajaran Madzhab Imam Asy-Syafi’i Yang Ditinggalkan" yang telah diterbitkan oleh Penerbit Nashirussunah dengan tebal 528 halaman. 

Buku ini memulai pembahasannya dengan Biografi dari Imam Asy Syafi'i, yang dikenal sebagai pembela sunnah dan penghancur bid'ah. Kemudian dilanjutkan muqadimah dan isi yang mencakup 18 Poin Ajaran Imam Asy Syafii yang banyak dilupakan oleh pengikutnya di Indonesia.
 
Ustadz Firanda dan Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr
 
Fakta selanjutnya dari serial Fakta Ustadz Firanda adalah tentang hubungan Ustadz dengan Ulama Ahlus Sunnah. Ustadz Firanda sangat dekat dengan Ulama Sunnah yang bernama Syaikh Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Badr. 

Siapa Syaikh Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Badr? Syaikh Dr. Abdurrazzaq adalah ulama yang tumbuh dan dewasa di desa Zulfi dan belajar baca tulis di sekolah yang diasuh oleh ayah beliau sendiri.

Keluarga beliau adalah keluarga ‘alim yang sangat perhatian pada ilmu agama. Ayah beliau, Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah, adalah ulama besar ahli hadits yang diakui keilmuannya di zaman ini.
 
Beliau adalah salah satu tim pengajar dan guru besar bidang Aqidah di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. Beliau juga menjadi pengisi tetap pengajian di Masjid Nabawi, yang tidak sembarang ulama diizinkan mengajar di sana. 

Beliau pun aktif menjadi narasumber di majelis pengajian yang disiarkan televisi dan radio Saudi Arabia. Beliau juga menjadi pengisi kajian rutin di Radio Rodja 756 AM yang diterjemahkan oleh para asatidz Indonesia yang belajar di Saudi Arabia.

Beliau menuntut ilmu di jenjang universitas khususnya dalam bidang Aqidah sampai meraih gelar Doktoral. Beliau juga menimba ilmu dari para ulama besar Saudi Arabia, diantaranya:

1. Ayah beliau, al-Allamah Asy Syaikh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad hafizhahullâh
2. Al-Allamah Asy Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baaz rahimahullah
3. Al-Allamah Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah
4. FadhĂ®latusy Syaikh ‘Ali Nashir Faqihi hafizhahullâh
5. FadhĂ®latusy Syaikh ‘Abdullâh al-Ghunaimân hafizhahullâh
 
Ustadz Firanda, Dakwah Sunnah dan Presiden Sukarno
 
Seluruh Ustadz Ahlus Sunnah menyerukan dakwah agar setiap Muslim dan Muslimah untuk selalu berpegang teguh kepada Al Qur'an dan As Sunnah, tidak terkecuali Ustadz Firanda Andirja. 

Beliau menyerukan agar kita mengikuti pemahaman Salafush Shalih. 

Hal yang menarik adalah dakwah kepada pemurnian agama yang kini dibawah oleh Ustadz Sunnah, sudah diserukan sejak lama oleh Presiden Soekarno. Ustadz Firanda telah mempublikasikan ulang buku yang memuat pidato Soekarno. 

Presiden Soekarno berpesan agar umat Islam kembali kepada Manhaj Salaf. Di dalam buku yang berjudul "Dibawah Bendera Revolusi", yang memuat kumpulan tulisan dan pidato-pidato beliau) jilid pertama, cetakan kedua, Tahun 1963, pada halaman 390, beliau mengatakan sebagai berikut:
 
"Tjobalah pembatja renungkan sebentar "padang-pasir" dan "wahabisme" itu. Kita mengetahui djasa wahabisme jang terbesar: ia punja kemurnian, ia punja keaslian, - murni dan asli sebagai udara padang- pasir, kembali kepada asal, kembali kepada Allah dan Nabi, kembali kepada islam dizamanja Muhammad!"

Tak hanya itu, Presiden Ir. Sukarno menegaskan kembali dengan mengatakan: 

"Kembali kepada kemurnian, tatkala Islam belum dihinggapi kekotorannya seribu satu tahajul dan seribu satu bid'ah. Lemparkanlah djauh-djauh tahajul dan bid'ah itu, njahkanlah segala barang sesuatu jang membawa kemusjrikan!"

Mujiarto Karuk memperkuat pernyataan Presiden Sukarno dengan mengatakan: 

Nampak jelas bahwa presiden pertama RI, Ir. Sukarno, sendiri menganggap gerakan wahabi adalah suatu gerakan "Pemurni Islam", gerakan yang menentang seribu satu Tahayul dan Bid'ah yang ada dalam Islam, dengan semboyan "Kembali kepada Allah dan kepada Nabi"
 
 Pelajaran Berharga dari Ustadz Firanda dan Guru Beliau

Ustadz Firanda mempunyai hubungan yang baik dengan guru beliau yang bernama Ustadz Afifi Abdul Wadud. Ustadz Afifi adalah Ustadz yang aktif berdakwah di Yogyakarta. 

Saat ini, beliau menjadi salah satu pengajar di Pondok Pesantren Jamilurrahman, Bantul, dengan mengampu pelajaran akidah (tauhid). Beliau masih tercatat sebagai pembina di Islamic Centre Baitul Muslimin (ICBM), yang berlokasi di Dusun Temulawak, Desa Triharjo, Sleman. Dia juga aktif mengisi secara live kajian Riyadus Shalihin di Radio Muslim Jogja (RMJ), setiap Kamis pagi pukul 10:00-11:00.

Pada tahun 1998, Ustadz Firanda belajar ta'shili kitab Muyasar, mulakhas dan Qaulul Mufid secara privat (minta waktu khusus) kepada Ustadz Afifi. Di tahun 2012, saat liburan mahasiswa madinah, Ustadz Afifi belajar privat beberapa kutaib dan mabahisul aqidah kepada Ustadz Firanda.

Begitulah guru dan murid saling memberi faidah dan menjaga adab-adab diantara mereka. Dalam thalabul ilmi, murid bisa jadi guru dan guru pun bisa jadi murid. Saat jadi guru tetap tawadhu dan saat jadi murid tetap ihtiram. 

Tidak gengsi belajar kepada yang lebih muda dan yang lebih muda pun tidak sombong karena merasa lebih alim.

Itulah beberapa fakta mencengangkan tentang Ustadz Firanda Andirja Abidin

Ayat-kursi.com

Tidak ada komentar: