semoga kita bukan seperti Abu Jahal pamannya nabi

Sehari sebelum perang Badar berkecamuk, Abu Jahal (atau Abu Al-Hakam menurut julukan orang-orang musyrik Mekah) sempat berdoa sebagai berikut:

اللَّهُمَّ أَقْطَعُنَا الرَّحِمَ وَآتَانَا بِمَا لَا نَعْرِفُهُ فَأَحِنْهُ الْغَدَاةَ
“Ya Allah, orang yang paling memutuskan tali silaturahmi di antara kami dan yang paling membawa (gagasan/ide) teraneh yang tidak kami kenal, maka binasakanlah dia esok hari”

Ini adalah doa “mubahalah” ala Abu Jahal. Dia bermaksud meminta kepada Allah agar membinasakan siapa yang tersesat, apakah kelompoknya di kalangan pasukan Quraisy ataukah kelompok kaum muslimin di bawah pimpinan Nabi Muhammad.

Akhirnya sejarah mencatat bahwa Abu Jahal tewas dalam perang Badar dan kaum musyrik Quraisy kalah secara memalukan dalam pertempuran tersebut.

Kisah ini terekam dalam Musnad Ahmad, Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, Siroh Ibnu Hisyam, Ar-Rohiqu Al-Makhtum dan kitab-kitab siroh Nabi yang lain.

Ada beberapa pelajaran penting berdasarkan kisah Abu Jahal ini: 

1. Makna kafir itu bukan dibatasi pada orang yang tidak percaya Allah saja. Abu Jahal percaya kepada Allah, bahkan berdoa kepada-Nya. Kendati demikian Allah dan Rasul-Nya menyebut Abu Jahal kafir

2. Makna kafir bukan dibatasi pada orang yang tidak beragama saja. Abu Jahal beragama. Percaya kepada Tuhan dan beribadah kepadanya. Orang yang mengakui adanya Tuhan, mengenal Tuhan dan bahkan beribadah menyembah-Nya bertahun-tahun bisa jadi tetap jatuh pada kekafiran. Buktinya Iblis. Makhluk ini adalah tipikal yang percaya Tuhan, mengenalnya, bahkan bisa “berdialog” dengan-Nya, serta menyembah-Nya mungkin selama ribuan tahun. Namun gara-gara arogansi dan pembangkangannya, Allah memurkainya dan mencapnya sebagai kafir .

3. Orang yang jelas dalam kesesatan kadang tidak menyadari kesalahannya. Dia terus merasa dalam kebenaran sampai menjelang kematiannya. Abu Jahal tidak merasa dirinya salah. Malah dengan sangat percaya diri berdoa kepada Allah untuk membinasakan orang yang justru berada dalam kebenaran dan dicintai Allah

4. STandart kebenaran bukanLah senioriTas dan usia yang Lebih Tua atau pun Lebih kaya, Abu jahaL meLihat orang-orang yang berada dalam barisan Rasulullah adalah anak-anak muda dan orang-orang miskin, sehingga Abu JahaL merasa di aTas kebenaran 

5. abu jahaL dahuLu di beri geLar atau laqob atau juLukan abuL hakam yang artinya bapak kebijaksanaan karena haL ini diapun suLit untuk menerima kebenaran yang ada pada orang Lain, oLeh karena iTu waspadaLah Terhadap geLar atau julukan yang di berikan orang kepada kita

6. tidak semua yang "ANEH" itu di aTas kesaLahan, karena RasuLullah dan para pengikuTnya di anggap aneh oLeh abu jahaL dan kawan-kawanya

dan masih banyak hikmah Lainnya yang bisa diambil dalam buku sirah nabawiyah 

semoga bermanfaat

aamiin

Tidak ada komentar: