Kalau ada kejadian bom bunuh diri selalu mengingatkan saya kepada nasehat seorang ustadz ketika membahas hadits-hadits berkaitan dengan khawarij, kata beliau, " Ciri yang melekat pada pemahaman khawarij seperti disebutkan dan diterangkan dari sejumlah hadits, mereka masih muda, punya semangat tinggi dalam beragama namun jahil akan ilmu agama, dan yang utama mereka kurang adabnya, bahkan saking kurang adab dan selalu menuntut keadilan, seperti disebutkan dalam sebuah hadits ada seseorang menuntut keadilan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam, padahal beliau adalah manusia paling mulia diatas permukaan bumi, dan juga kurang adab sampai berani menuduh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam tidak berlaku adil.
Maka untuk terhindar dari pemahaman khawarij teruslah belajar ilmu agama yang benar, dan ikuti para ulama kibar dalam memperjuangkan agama ini.
Nasehat ini sama halnya disampaikan oleh ustadz lain, kata beliau, " Ada didalam masyarakat awam ucapan, jangan belajar agama dalam-dalam nanti sesat, terus jadi teroris, ini jelas keliru justru yang terjadi karena kurang belajar agama seseorang dapat saja terjebak kepada pemahaman sesat seperti halnya pemahaman teroris.
Karena bodoh seseorang tidak dapat membedakan mana amalan jihad dengan amalan jahat seperti bom bunuh diri dan mencelakakan orang lain.
Karena bodoh tentang ilmu agama seseorang tidak tau bahwa bunuh diri dengan alasan apapun dilarang dalam Islam.
Bisa juga karena bodoh seseorang menghancurkan rumah ibadah orang kafir padahal hal seperti ini dilarang dalam Islam.
Atau karena bodoh seseorang mudah membunuh orang kafir yang sudah memiliki perjanjian dengan orang Islam, padahal yang seperti ini jelas dilarang dalam Islam.
Dan seterusnya, Allahua'lam."
-------
Al-Haq (kebenaran) itu amat jelas lagi terang. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?“ [Al-Qamar/54:17]
. Allâh memudahkan lafazhnya untuk dibaca dan memudahkan maknanya untuk dipahami. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْحَلَالُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ
Sesungguhnya perkara halal itu sudah jelas dan perkara haram itu sudah jelas. Dan di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar.[3] Dan ijma’ Ulama telah terbentuk untuk menguatkan prinsip ini. [4]
Muadz bin Jabal Radhiyallahu anhu berkata:
فَإِنَّ عَلَى الْحَقِّ نُوْرًا
Sesungguhnya ada cahaya pada kebenaran itu.[5]
Oleh karena itu, kebatilan hanya laku pada orang yang tidak memiliki ilmu dan ma’rifah sama sekali, dan tidak memiliki perhatian terhadap nash-nash al-Qur`an dan Sunnah serta ucapan-ucapan Sahabat dan Tabi’in. Imam Ahmad rahimahullah berkata, “Sesungguhnya muncul penentangan orang yang menentang, dikarenakan kedangkalan ilmu mereka terhadap ajaran yang dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. [6]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Al-Haq (kebenaran) itu diketahui oleh setiap orang. Sesungguhnya kebenaran yang Allâh mengutus para rasul untuk membawanya tidak samar dengan perkara lain bagi orang yang tahu, sebagaimana emas murni tidak samar dengan emas palsu bagi tukang emas”. [7]
repost Oleh Siswo Kusyudhanto
Tidak ada komentar: