Ustadz Khalid Basalamah khutbah di Mako Paspampres, Tokoh NU: salafi tidak anti pemerintah

Ustaz Khalid Basalamah berkesempatan jadi khotib Salat Jumat pada 25 Juni 2021 kemarin di Markas Komando Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Alhasil, banyak yang memprotes. Sebab Khalid pernah menyinggung soal kewajiban bernyanyi lagu Indonesia raya. Terkait itu, Tokoh Nahdatul Ulama (NU), Taufik Damas memberikan pandangannya.

“Menurut saya, kita harus tahu dulu siapa Ustadz Khalid Basalamah. Apa aliran keagamaannya. Kita tidak boleh menolak orang atas dasar tidak suka atau benci,” ujar Taufik Damas via Twitter-nya, Senin (28/6/2021).
 
Taufik mengatakan bahwa Khalid termasuk ustadz beraliran Salafi-Hijazi. Aliran ini prinsipnya adalah melakukan purifikasi Islam, tapi mereka tidak anti terhadap pemerintah.

“Jangankan menentang, nyinyir terhadap pemerintah saja haram menurut pandangan Salafi-Hijazi ini,” kata Taufik Damas.

Dia mengatakan, Salafi-Hijazi berbeda dengan Salafi-Haraki yang memiliki cita-cita politik dengan prinsip menegakkan nizham islami.

“Kalau soal membid’ahkan amalan tahlilan, Maulid Nabi, dll, itu memang bagian dari prinsip purifikasi Islam yang mereka anut,” katanya.

“Mereka tidak cocok dengan NU, tapi mereka tidak anti pemerintah. Mirip para ulama di Saudi” sambungnya.

Taufik tak mempermasalahkan kehadiran Ustaz Khalid memberi ceramah di lembaga-lembaga negara.

“Kalau Mako Brimob mengundang orang seperti dia, ya biasa aja. Kita (NU) harus adil. Kita beda, tapi jangan karena beda kemudian harus mengecamnya,” ungkapnya.

“Gagasan purifikasi Islam itu harus dilawan dengan argumentasi yang baik dan benar. Bukan memusuhi orangnya, tapi kita luruskan cara berpikirnya. Itu prinsip adil dan toleransi yang diajarkan di dalam NU,” tutupnya. (fin/fajar.co.id)

Tidak ada komentar: