KEISTIMEWAAN DAN AMALAN BULAN MUHARRAM


Diantara kekhususan Allah ta'ala adalah Dia memuliakan sebagian makhluk-Nya diatas sebagian yang lainnya. Allah memuliakan dan mengutamakan para Rasul diatas semua manusia [1]. Allah berfirman:

ٱللَّهُ يَصۡطَفِى مِنَ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةِ رُسُلاً۬ وَمِنَ ٱلنَّاسِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعُۢ بَصِيرٌ۬
"Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari Malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat." (QS. Al-Hajj: 75)

Demikian pula Allah mengutamakan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setelah para Rasul diatas manusia yang lainnya [2]. Allah berfirman:

وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَـٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِـإِحۡسَـٰنٍ۬ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنۡہُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّـٰتٍ۬ تَجۡرِى تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِينَ فِيہَآ أَبَدً۬ا‌ۚ ذَٲلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ 
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. At-Taubah: 100)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

خير الناس قرني، ثم الذين يلونهم، ثم الذين يلونهم
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya (para tabi’in) kemudian generasi setelah mereka (Tabi’ut tabi’in)." (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikian pula Allah mengutamakan sebagian tempat di atas yang lainnya seperti kota Makkah dan Madinah [3]. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

والله إنك لخير أرض الله وأحب أرض الله إلى الله، ولولا أني أخرجت منك ما خرجت
"Demi Allah sesungguhnya engkau (kota Makkah) adalah kota yang paling baik dan paling dicintai oleh Allah. Seandainya aku tidak dikeluarkan darimu aku tidak akan keluar darimu." (HSR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

المدينة خير لهم لو كانوا يعلمون
"Kota Madinah itu lebih baik bagi mereka jika mereka mengetahui." (HR. Muslim)

Demikian pula Allah mengutamakan sebagian waktu diatas yang lainnya. Allah mengutamakan bulan Ramadhan dari yang lainnya. Allah berfirman: 

شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ‌ۚ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil." 
(QS. Al-Baqarah: 185)

Demikian pula Allah mengutamakan dan memuliakan bulan Muharram seperti dalam firman-Nya:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّہُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَہۡرً۬ا فِى ڪِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡہَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ۬‌ۚ ذَٲلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ‌ۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيہِنَّ أَنفُسَڪُمۡ‌ۚ وَقَـٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِڪِينَ كَآفَّةً۬ ڪَمَا يُقَـٰتِلُونَكُمۡ ڪَآفَّةً۬‌ۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ 
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa." (QS. At-Taubah: 36)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض، السنة اثنا عشر شهراً منها أربعة حرم، ثلاثة متواليات: ذو القعدة وذو الحجة والمحرم، ورجب، شهر مُضر، الذي بين جمادى وشعبان
"Sesungguhnya waktu ini berputar seperti keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan diantaranya empat bulan haram/suci. Tiga bulan berturut-turut: Dzuqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Serta Rajab bulan Mudhar yang jatuh diantara bulan Jumadi dan Sya’ban." (HR. Muslim)

Dan Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam menyebut bulan Muharram dengan bulan Allah sebagai bentuk pemuliaan kepadanya. Sebagaimana masjid disebut sebagai rumah Allah untuk memuliakannya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرَّم. 
"Puasa yang paling afdhal setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan Allah Muharram." (HR. Muslim)

• Bagaimana kita memuliakan bulan Muharram ini [4]:

1. Dengan memperbanyak amal shalih dan menjauhkan diri dari segala macam dosa dan maksiat. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ketika mentafsirkan firman Allah diatas (Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu) beliau berkata: Jangan kalian mendzalimi diri kalian di semua bulan dan lebih khusus lagi di empat bulan haram itu. Allah lipat gandakan dosa bagi yang bermaksiat di dalamnya dan Allah juga lipat gandakan pahala bagi yang beramal shalih di dalamnya. (Tafsir Ath-Thabari 6/366)

2. Melakukan puasa di bulan Muharram secara umum. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرَّم
"Puasa yang paling afdhal setelah puasa ramadhan adalah puasa di bulan Allah Muharram." (HR. Muslim) 
Namun tidak berpuasa sebulan penuh.

3. Puasa ‘Asyura yaitu tanggal 10 Muharram.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 

وصيام يوم عاشوراء أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله
"Dan puasa ‘Asyura aku berharap kepada Allah untuk bisa menghapus dosa tahun lalu." (HR. Muslim)

Ada dua tingkatan dalam puasa ‘asyura:
1. Ini yang paling sempurna yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram.
2. Tanggal 10 Muharram saja.

Hal ini disebutkan oleh Imam Ibnu Qayyim dan beliau sebutkan juga tingkatan yang ketiga yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram, akan tetapi tidak ada hadits yang shahih tentangnya.

LINK PDF: https://bit.ly/3CijVlj
—---------------

[1] Hal ini berlainan dengan aqidah Syiah Rafidhah dan Sufi yang ekstrim yang meyakini bahwa imam-imam mereka atau wali-wali mereka lebih mulia dari para Nabi dan para rasul. Khomeini berkata: Sesungguhnya diantara aqidah madzhab kami bahwa imam-imam kami memiliki kedudukan yang tidak bisa digapai oleh malaikat yang dekat (dengan Allah) atau oleh nabi yang diutus (oleh Allah). (Al-Hukumah Al-Islamiyah hal. 52 oleh Al-Khomeini). Ibnu Arabi berkata: kedudukan nabi di alam barzakh itu masih dibawah wali namun diatas rasul. (Lathaaif Al-Asrar hal. 49 oleh Ibnu Arabi).

[2] Hal ini berbeda dengan aqidah Syiah Rafidhah yang mencaci maki para sahabat nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengkafirkan mereka kecuali beberapa saja yang tidak mereka kafirkan. Al-Kulaini (tokoh hadats mereka) berkata: Semua manusia murtad sepeninggal Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam kecuali tiga orang saja: al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar dan Salman. (Ar-Raudhah/Al-Kaafi 8/245).

[3] Hal ini berbeda dengan kelompok Syiah Rafidhah yang lebih mengutamakan kota Karbala’ daripada kota Makkah dan Madinah. Mereka berkata: Ziarah ke kuburan Husain (di Karbala’) itu sama dengan 20 kali haji (di Makkah). (Furu’ Al-Kafi 2/578 oleh Al-Kulaini dan Wasaail Asy-Syi’ah 14/446 no.19567 oleh Al-Hur Al-‘Aamili).

[4] Lihat makalah Kalimah Syahri Muharram oleh Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaily di www.ar-rehaili.net.

Tidak ada komentar: