Mewaspadai 10 Kemungkaran Dalam Perayaan Tahun Baru Masehi | ustadz sofyan chalid Ruray


1) Bid’ah, menambah perayaan hari besar selain Idul Fitri dan Idul Adha, sama saja apakah merayakanya dengan hura-hura atau dengan dzikir, doa dan istighotsah yang dikhususkan pada hari tersebut, padahal tidak ada dalil yang mengkhususkannya,bahkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam telah melarang semua perayaan hari besar selain Idul Fitri dan Idul Adha.

Shahabat yang Mulia Anas bin Malik radhiallahu 'anhu berkata:

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا فَقَالَ مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ قَالُوا كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِى الْجَاهِلِيَّةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْرِ
“Ketika Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendatangi kota Madinah, para Shahabat memiliki dua hari raya yang padanya mereka bersenang-senang.
Maka beliau bersabda:
"Dua hari apa ini?"
Mereka menjawab: "Dua hari yang sudah biasa kami bersenang-senang padanya di masa Jahiliyah".
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah telah mengganti kedua hari tersebut dengan dua hari yang lebih baik, yaitu idul adha dan idul fitri.” [HR. Abu Daud, Shahih Abi Daud: 1039]

2) Tasyabbuh, menyerupai orang-orang kafir dalam merayakannya, berpesta pora, berpakaian seperti mereka, meniup terompet,saling memberi hadiah, memberi diskon penjualan, ucapan selamat dan libur kerja karena momen Natal atau Tahun Baru dan lain-lain.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa *menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka.” [HR. Ahmad dan Abu Daud dari Abdullah bin Umar radhiallahu ’anhuma, Shahihul Jaami’: 6149]

Peringatan dari Himpunan Ulama Besar Ahlus Sunnah yang Tergabung dalam Komite Tetap untuk Pembahasan Ilmiah dan Fatwa:

وإذا انضاف إلى العيد المخترع كونه من أعياد الكفار فهذا إثم إلى إثم ؛ لأن في ذلك تشبها بهم ونوع موالاة لهم ، وقد نهى الله سبحانه المؤمنين عن التشبه بهم وعن موالاتهم في كتابه العزيز
“Dan apabila tenyata hari perayaan yang diada-adakan tersebut asalnya dari orang-orang kafir,maka bertambahlah dosanya, sebab dalam hal itu terdapat tasyabbuh (penyerupaan) dan merupakan satu bentuk loyal kepada orang-orang kafir.
Dan sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kitab-Nya yang mulia telah melarang kaum mukminin untuk tasyabbuh dan loyal kepada orang-orang kafir". (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 2/263 no. 21203)

3) Dosa terbesar, yaitu syirik dan kekafiran, apabila disertai dengan keridhoan atau persetujuan terhadap agama orang-orang kafir,contohnya setuju dengan keyakinan bahwa Nabi Isa 'alaihissalam yang mereka sebut Yesus adalah anak Allah yang dilahirkan atau setuju dengan penyembahan mereka kepada beliau, maka siapa yang menyetujuinya dia kafir seperti mereka, berdasarkan kesepakatan Ulama.

Syaikhul Islam Muhammad At-Tamimi rahimahullah berkata:

من لم يكفر المشركين أو شك في كفرهم أو صحح مذهبهم : كفَرَ إجْماعاً
"Barangsiapa tidak mengkafirkan kaum musyrikin, atau ragu dengan kekafiran mereka, atau membenarkan pendapat (kufur) mereka, maka dia kafir berdasarkan ijma' (kesepakatan ulama)." (Nawaqidhul Islam: 3)

4) Kerusakan aqidah, yaitu tidak adanya sikap berlepas diri dari orang-orang kafir dan kesesatan mereka.

Asy-Syaikh Al-'Allamah Ibnu Baz rahimahullah berkata:

قد دلت الأدلة الشرعية من الكتاب والسنة على وجوب البراءة من المشركين واعتقاد كفرهم متى علم المؤمن ذلك ، واتضح له كفرهم وضلالهم
"Sesungguhnya dalil-dalil syari'at yang berasal dari Al-Qur’an dan As-Sunnah telah menunjukkan wajibnya berlepas diri dari kaum musyrikin dan wajibnya meyakini bahwa mereka adalah orang-orang kafir, ketika seorang mukmin telah mengetahui dan menjadi jelas baginya kekafiran dari kesesatan mereka." (Al-Fatawa, 28/226)

5) Kerusakan akhlak,diantaranya membuka aurat, campur baur laki-laki dan wanita, pacaran hingga perzinahan, semakin marak di malam Tahun Baru.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
“Janganlah kalian mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan seburuk-buruknya jalan". (QS. Al-Isra’: 32)

6) Pemborosan dan penyia-nyiaan harta dengan berpesta pora, membeli petasan, rokok, khamar dan lain-lain.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ
“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra: 26-27)

7) Membahayakan diri dan mengganggu kenyamanan orang lain dengan menyalakan petasan, kembang api, suara gaduh nyanyian dan musik, memacetkan jalan dan lain-lain.

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam telah mengingatkan bahaya kezaliman:

أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِى يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِى قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu? Shahabat menjawab:
"Orang yang bangkrut di tengah-tengah kami adalah orang yang tidak memiliki dinar dan harta.
Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
"Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah seseorang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan shalat, puasa, zakat, namun dia pernah mencaci fulan, menuduh fulan, memakan harta fulan, menumpahkan darah fulan dan memukul fulan.
Maka, diambil kebaikan-kebaikan yang pernah dia lakukan untuk diberikan kepada orang-orang yang pernah ia zalimi.
Hingga apabila kebaikan-kebaikannya habis sebelum terbalas kezalimannya, maka kesalahan orang-orang yang pernah ia zalimi tersebut ditimpakan kepadanya, kemudian ia dilempar ke Neraka." [HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu]

8) Begadang malam menunggu momen pergantian tahun hingga terlambat bangun shalat Shubuh, bahkan tidak shalat sama sekali, padahal meninggalkan shalat termasuk kekafiran.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ
“Sesungguhnya, batas antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ’anhuma]

Dan sabda beliau shallallahu’alaihi wa sallam:

الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya sungguh ia telah kafir.” [HR. At-Tirmidzi dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 564]

Tabi’in yang Mulia Abdullah bin Syaqiq Al-‘Uqaili rahimahullah berkata:

كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم لاَ يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاَةِ
“Dahulu para Shahabat Nabi Muhammad shallallahu ’alaihi wa sallam tidaklah menganggap ada satu amalan yang apabila ditinggalkan menyebabkan kekafiran, kecuali shalat."
[HR. At-Tirmidzi, Shahihut Targhib: 565]

9) Lagu-lagu, nyanyian dan musik, padahal hukumnya haram.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِين
“Dan di antara manusia (ada) orang yang lmempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman: 6)

Shahabat yang Mulia Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ’anhu ketika menjelaskan makna, “Perkataan yang tidak berguna” beliau berkata:

الغناء، والله الذي لا إله إلا هو، يرددها ثلاث مرات
“Maksudnya adalah nyanyian, demi Allah yang tidak ada yang berhak disembah selain Dia,” beliau mengulangi sumpahnya tiga kali.” [Tafsir Ath-Thobari, 21/39, sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Katsir, 6/330]

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
“Akan ada nanti segolongan umatku yang menghalalkan zina, sutera (bagi laki-laki diharamkan, -pen), khamar dan alat-alat musik.” [HR. Al-Bukhari dari Abu Malik Al-‘Asy’ari radhiallahu ’anhu]

10) Menyia-nyiakan waktu dengan perbuatan yang tidak bermanfaat, bahkan membahayakan, dan lupa dengan kematian.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
"Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." [HR. At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiallaahu ’anhu, Shahihul Jaami': 5911]

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

✍🏻 Oleh Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc. hafidzhahullah

Tidak ada komentar: