tidaklah mencela Ibnu Taimiyyah kecuali orang yang bodoh tentang kedudukannya

Ibnu Taimiyyah dipandang salah satu mujtahid muthlak. Seorang sosok yang telah lama hilang dari tarikh(sejarah) Islam.

Kalau para muwafik(sejalan dengan)nya memuji dan memuliakan Ibnu Taimiyyah adalah hal biasa. Tetapi bila para mukholif(berseberangan dengan)nya memuji, menghormati dan mengakuinya maka hal tak biasa.

Arrazi Hasyim membuat talbis bahwa semua imam dari empat madzhab fiqh mempermasalahkan Ibnu Taimiyyah. 

Sungguh dia telah salah dengan kesalahan yang buruk. Dan melakukan tadlis (penipuan) dan talbis (pemalsuan).

Para hanabilah sangat memuliakan dan menghormati Ibnu Taimiyyah. Kedudukannya dalam madzhab hanbali sangat tinggi. Ia diberikan laqob (gelar) yang sama dengan Ibnu Qudamah. Mata rantai fiqh hanbali mutaakhirin(belakangan) bersambung dengannya atau murid-muridnya atau murid-murid dari murid-muridnya. Bangunan madzhab hanbali sekarang takkan tegak tanpa Ibnu Taimiyyah. 

Sembilan puluh sembilan koma sembilan persen imam-imam madzhab hanbali sangat mencintai, menghormati, memuliakan, dan membanggakan Ibnu Taimiyyah. 

Syaikh Manshur Al-Buhuti sangat tegas memposisikan diri membela Ibnu Taimiyyah. Dan ia mengatakan tuduhan-tuduhan dari musuh-musuhnya tak benar dan justru Ibnu Taimiyyah bersih darinya.

Syaikh Mar'i Al-Karmi menulis risalah dengan judul Asy-Syahaadah Az-Zakiyyah fii Tsanaail Aimmah 'alaa Ibn Taimiyyah.

Sengaja saya sebut dua imam di atas karena para asya'iroh yang tukang ngawur dan ngibul suka membawa nama mereka.

Karena itu, klaim Arrazi Hasim tak lebih dari sebuah kengawuran.

Adanya beberapa imam syafi'iyyah di jaman Ibnu Taimiyyah yang kontra dengannya tak berarti semua sama sikapnya.

Syaikh As-Subki bukanlah mumats-tsil(percontohan) kaum syafi'iyyah pada Ibnu Taimiyyah. Ibnu Daqiq Al-'Ied lebih senior dan lebih alim dari As-Subki justru memuji dan mengakui imamah Ibnu Taimiyyah. Hal itu setelah keduanya bertemu dan melakukan diskusi. Juga Al-Fazari, Ibnu Sayyidin Nas, Abul Hajjaj Al-Mizzi, Ibnu Nashiruddin, Adz-Dzahabi, Ibnu Katsir, Al-Bulqini, Ibnu Hajar Al-Asqolani, As-Suyuthi dan banyak lagi juga memuji dan menghormati Ibnu Taimiyyah.

Syaikh Ala`uddin Al-Bukhori tak bisa juga dipandang mumats-tsil madzhab hanafi. Imam Badruddin Al-Aini justru memuji Ibnu Taimiyyah dan membantah Al-`Alaa Al-Bukhori tersebut. Pun, Al-Mulla Ali Al-Qori juga membela dan memujinya. Ala`uddin Al-Bukhori bukan level keduanya dalam madzhab hanafi.

Jadi, sebagaimana kata Syaikh Mar'i Al-Hanbali bahwa tidaklah mencela Ibnu Taimiyyah kecuali orang yang bodoh tentang kedudukannya.

Tidak ada komentar: