pelajaran berharga dari cobaan dakwah yang dialami Ustadz Firanda 2019 silam di Aceh

DIINGATKAN KEMBALI

Ada pelajaran berharga dari cobaan dakwah yang dialami Ustadz Firanda 2019 silam di Aceh. Saat beliau diusir dengan paksa saat sedang menyampaikan kajian. 

Rekan-rekan bisa lihat, bagaimana tenangnya respon beliau dan Ustadz Farhan yang mendampingi beliau, saat suara teriakan di luar sangat potensi memancing amarah. Ustadz Firanda sampai bercerita, "Ibu-ibu di belakang itu sampai dilempari." 

Namun beliau memilih sabar dan tetap tenang. Terlihat bagaimana kematangan akal beliau -hafidzohullah-.

Tak bisa dibayangkan andai beliau berteriak mengucapkan satu kalimat takbir saja, bisa- bisa ada darah yang tertumpah di masjid mulia itu. Dan yang lebih bahaya, dampak setelah kejadian itu, orang - orang yang membenci dakwah tauhid akan mempunyai alasan untuk menyebut, salafi haus darah, salafi radikal. 

Namun.... Allah yang menjaga dan memuliakan dakwah ini dari segala kerendahan. Sehingga dakwah ini diterima dengan masif di negeri tercinta ini.

Kami mendengar langsung cerita dari Ustadz Firanda yang menggembirakan tentang perkembangan dakwah Sunnah di negeri ini, "Saya pernah ngobrol dengan Syaikh Sholih As-Sindi. Syaikh sering keliling dakwah ke penjuru dunia; Afrika, Eropa, Asia, Australia... Kemudian beliau bilang, "Dakwah salaf paling pesat di dunia itu di Indonesia ya Firanda." 

Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmus shoolihaat. Nikmat yang mungkin belum banyak yang menyadari. Ternyata kita hidup di negeri yang indah dan penuh barokah.

Teman - teman tahu apa sebabnya?

Tentu yang pertama adalah karunia dan taufik dari Allah. 

Kemudian selanjutnya diantara sebabnya -wallaha'lam-, kedewasaan para da'i Sunnah menanggapi konfrontasi, intimidasi, provokasi orang -orang yang tak suka dengan dakwah ini. Mereka tak respon dengan membusungkan dada dan pekikan takbir. Tapi lebih memilih tenang dan memaafkan. 

Tidak diterima di sini ya pindah ke sana...

Masih banyak tempat-tempat yang mau menerima dakwah ini. Sesimpel itu ternyata cara berfikirnya. Tapi indah bangettt..

Begitulah kira-kira sikap pada guru kita. 

Lihatlah bagaimana indahnya sifat hikmah. Allah berfirman,

وَٱلَّذِينَ لَا يَشۡهَدُونَ ٱلزُّورَ وَإِذَا مَرُّواْ بِٱللَّغۡوِ مَرُّواْ كِرَامٗا 
"Penduduk surga itu adalah orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu. Apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang melakukan tindakan-tindakan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. Al-Furqan: 72)

Dari sinilah masyarakat melihat akhlak yang baik, hikmah dan akal yang matang. Sehingga membawa mereka berbondong-bondong menerima dakwah ini. 

Pelajaran kehidupan :

Ternyata dakwah ini tersebar di negeri ini bukan dengan adu otot, adu mulut, membusungkan dada vonis ini, vonis itu. Dakwah ini tersebar dengan izin Allah melalui sikap hikmah dari para pembawanya, -semoga Allah menjaga mereka dan meninggikan derajat mereka-

Sibukkan saja dengan menjelaskan kebenaran. Tidak usah peduli dengan sikap - sikap yang tidak nyaman kepada kita. Asal yang kita bawa kebenaran, sabar dulu sebentar. Nanti endingnya pasti akan indah.

____
✍️ Ahmad Anshori
TheHumairo.com

Tidak ada komentar: