Si kakek tidak terima di nasehati dan kalah hujjah akhirnya berkata : kamu wahabi kecil

ini rumah nabi dan yang di lingkari adalah kuburan nabi

📝Anta Wahhaby Kecil 

Dosen kami menceritakan bahwa beliau pernah bekerja di Hai’ah Masjid Nabawi bagian menjaga Kubur Nabi Muhammad salallahu alaihissalam di saat musim haji, kerja beliau melarang atau menasehati orang-orang yang ingin berbuat hal yang berlebihan dikuburan seperti mencium dinding, mengusap usapnya dll. Hal ini juga akan memudhorotkan orang lain yang antri di belakangnya. 

Suatu ketika ada seorang yang sudah tua, ingin melakukan hal diatas di kubur Nabi Muhammad salallahu alaihissalam, maka Syaikh dengan lembut ( yang mana ketika itu beliau masih muda), beliau masih duduk di bangku kuliah, puluhan tahun yang lalu tentunya.

Diingatkan tidak terima maka Sang kakek itu berhujjah kalau dia mempunyai sanad bersambung sampai kepada Sahabat bahwa boleh mencium, mengusap usap kuburan Nabi Muhammad salallahu alaihissalam. Maka Syaikh penasaran dengan sanad orang itu, karena beliau kuliah di Fakultas Hadist, sangat semangat sekali jika mendengar hal-hal yang berkaitan dengan sanad.

Diajaklah kakek tersebut untuk minggir ke tempat yang sepi untuk dialog lebih lama, karena jika dialog di kuburan Nabi akan mengganggu orang yang akan lewat.

Setelah diskusi ternyata di dapati bahwa sanad kakek tua itu Nazil, dan Syaikh berkata : Ana punya sanad lebih Aly daripada yang kakek punyai. Maka untuk memastikannya mereka berdua ke Maktabah untuk mengecek sanad masing-masing. 

Maka Syaikh membuka Kitabnya Ibnu Abdil Hadi yang menjelaskan tentang batilnya sanad itu. Kitabnya berjudul :

  الصارم المنكي في الرد على السبكي
Kakek itu marah-marah tidak menerima, dan sebelum berpisah mengatakan kepada Syaikh yang kala itu masih muda :

  أنت وهابي صغير
'' Dasar Kamu Wahabi Kecil ".

Syaikh menceritakan sambil tersenyum, mengingat kejadian lucu itu. Kalau sudah kehabisan dalil maka gelar Wahhabi akan menjadi senjata akhir.

Dan beliau juga menasehati agar Ahlussunnah Salafiyyin menjaga sanad-sanad ilmiah, mininal kutubus sunnah karena itu kekhususan umat ini dan juga agar Ahlussunnah tidak sampai mengambil sanad dari Ahlul Bid'ah, meskipun secara ilmu hadist boleh saja dengan syarat, tapi kalau dipilih mana yang lebih afdhol tentu nya yang Ahlussunnah dan sanadnya Aly.

Semoga Allah menjaga Syaikh Dr. Kholid Ar-Radday 

Tidak ada komentar: